Home / Korporasi / BUMN / PT PGE Dukung Net Zero Emission Hingga 2,6 Juta Ton CO2 e/Tahun

PT PGE Dukung Net Zero Emission Hingga 2,6 Juta Ton CO2 e/Tahun

Marketnews.id Pertamina mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar 39% di tahun 2030. Kontribusi dan peran nyata dalam pengurangan emisi karbon salah satunya dilakukan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE), lewat mekanisme Clean Development Mechanism (CDM).

CDM merupakan proyek dengan fungsi menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat bermanfaat secara ekonomi dan dapat mengurangi pemanasan global untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam dokumen Intended Nationally Determined Contribution (INDC) yang disampaikan pada Konferensi Iklim PBB tahun 2015 (COP-21) di Paris.

Komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sendiri lahir guna merespon isu perubahan iklim dimana Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.

PGE saat ini mengelola 15 Wilayah Kerja dengan total kapasitas terpasang panas bumi dalam Wilayah Kerjanya sebesar 1.877 MW (termasuk Joint Operation Contract – JOC), dan terdapat potensi pengurangan emisi karbon sebesar 9,7 juta ton CO2e/tahun. Beberapa dari potensi pengurangan emisi tersebut sudah masuk dalam mekanisme Clean Development Mechanism (CDM) di United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Langkah pengurangan emisi karbon ini juga tercermin dari setidaknya 7 (tujuh) Proyek Carbon Credit PGE yang dimulai sejak tahun 2010. Adapun ke-7 proyek tersebut terdiri dari Proyek Clean Development Mechanism (CDM), Verified Carbon Standard (VCS) dan Gold Standard sebagai premium label Proyek CDM.


Selain berdampak positif bagi lingkungan, pengelolaan carbon yang tepat juga dapat memberikan potensi ekonomi. Meskipun saat ini terdapat tantangan penurunan harga jual carbon credit yang signifikan pasca berakhirnya protokol Kyoto, dengan meningkatnya tingkat kepedulian negara-negara di dunia terhadap pemanfaatan energi bersih dan pengurangan emisi karbon, PGE berharap pasar CDM bisa lebih baik dan lebih stabil pada tahun-tahun mendatang.

Saat ini terdapat lima proyek carbon credit di PT Pertamina Geothermal Energy berjenis Clean Development Mechanism Gold Standard (CDM-GS) yaitu Kamojang Unit 5, Karaha Unit 1, Lumut Balai Unit 1&2, Lumut Balai Unit 3&4, dan Ulubelu Unit 3&4. Dengan adanya sertifikasi premium label “Gold Standard”, maka nilai jual kredit karbon bisa lebih dimaksimalkan.

Untuk pengelolaan CDM-GS dilakukan bersama SouthPole Carbon Assets Management, Ltd. (SPCAM). Selain itu, ada juga proyek carbon credit berjenis Verified Carbon Standard (VCS) untuk Lahendong Unit 5&6. Proyek ini awalnya adalah proyek CDM yang kemudian diubah menjadi VCS karena potensi harga jual carbon credit-nya menjadi lebih tinggi yang saat ini dalam tahap persiapan verifikasi dan penjualan.

VCS sendiri merupakan sertifikat proyek penurunan emisi gas rumah kaca yang dibuat oleh lembaga non komersil The Climate Group, International Emissions Trading Association (IETA), The World Economic Forum, dan The World Business Council for Sustainable Development pada tahun 2005. Sertifikasi ini menitikberatkan pada nilai tambah berupa pengembangan metodologi-metodologi baru di luar CDM dengan mekanisme yang relatif lebih sederhana dan biaya transaksi yang lebih murah.

Check Also

Korban Peretasan Saham Semakin Bertambah, Dan Mulai Buka Suara

MarketNews.id-Pelaku pasar modal mulai khawatir dengan keamanan aset ditempatkan pada instrumen investasi karena belakangan marak …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *