Marketnews.id Meskipun jumlah pendapatan bersih PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) meningkat jadi Rp2,46 triliun sepanjang semester pertama tahun ini, namun perseroan mengalami peningkatan beban pokok pendapatan jadi Rp1,29 triliun yang berdampak pada laba yang diperoleh perseroan menjadi Rp 464,64 miliar.
Laba bersih PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) pada semester I melorot menjadi Rp464,64 miliar dari Rp482,55 miliar pada periode yang sama di 2020.
Berdasarkan laporan keuangan PWON yang dipublikasi di Jakarta, Kamis (26/8), jumlah pendapatan bersih perseroan selama enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp2,46 triliun atau lebih besar dibandingkan dengan perolehan di Semester I-2020 yang senilai Rp1,97 triliun.
Namun pada paruh pertama 2021, PWON mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan menjadi Rp1,29 triliun dari Rp1,01 triliun pada periode yang sama di 2020. Sehingga, laba bruto perseroan pada Semester I-2021 menjadi Rp1,17 triliun.
Pada semester pertama tahun ini, PWON membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp537,71 miliar. Jumlah ini masih lebih besar dibanding laba sebelum pajak yang dicatatkan di Semester I-2020 senilai Rp536,41 miliar.
Dengan jumlah beban pajak penghasilan (neto) di Semester I-2021 yang sebesar Rp11,56 miliar, maka laba periode berjalan yang dicatatkan PWON menjadi Rp526,15 miliar. Tetapi, besaran laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk selama enam bulan pertama tahun ini senilai Rp464,64 miliar.
Per 30 Juni 2021, total liabilitas PWON tercatat membengkak menjadi Rp10,91 triliun dari posisi per 31 Desember 2020 yang sebesar Rp8,86 triliun. Sedangkan, total ekuitas perseroan hingga akhir Semester I-2021 tercatat Rp18,13 triliun atau lebih besar dibanding per akhir Desember 2020 yang sebesar Rp17,6 triliun.
Menurut keterangan Direktur PWON, Minarto kepada BEI, peningkatan jumlah liabitas sebesar 23,1 persen tersebut dikarenakan pada 29 April 2021 dan 17 Mei 2021 perseroan menerbitkan obligasi (Notes 2028) masing-masing sebesar USD300 juta dan USD100 juta, dengan bunga sebesar 4,875 persen yang akan jatuh tempo pada 29 April 2028.