Marketnews.id Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang bulan Juli lalu kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan secara bulanan. Sedangkan secara tahunan meningkat dibandingkan tahun lalu. Penurunan ekspor dikontribusikan dari sektor migas turun 19,55 persen, sektor non migas turun 3,46 persen. Produk pertanian 12,08 persen dan industri turun 3,63 persen.
Kinerja ekspor Indonesia pada periode Juli 2021 secara sektoral semuanya mengalami penurunan jika dibandingkan Juni 2021 ( month to month /mtm). Namun secara tahunan ( year on year ), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan adanya peningkatan ekspor secara signifikan.
Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan ekspor migas pada periode itu sebesar USD990 juta. Jumlah ini turun 19,55 persen jika dibandingkan Juni 2021 yang mencapai USD1,23 miliar. Namun jika dilihat secara tahunan ekspor migas naik signifikan sebesar 50,08 persen.
“Penurunan ekspor pada Juli 2021 terjadi karena ekspor migas turun 19,55 persen mtm dari USD1,23 miliar menjadi USD0,99 miliar. Ekspor non migas turun 3,46 persen dari USD17,31 miliar menjadi USD16,71 miliar,” kata Margo dalam konferensi pers virtual, Rabu, 18 Agustus 2021.
Sementara itu, ekspor produk pertanian pada periode itu turun 12,08 persen menjadi USD0,29 miliar mtm. Sedangkan ekspor industri pengolahan turun 3,63 persen menjadi USD13,56 miliar. Kemudian ekspor produk tambang dan lainnya turun 1,65 persen mtm menjadi USD2,86 miliar.
“Struktur ekspor pada Juni 2021 masih didominasi oleh ekspor produk industri pengolahan sebesar 76,6 persen. Produk tambang 16,18 persen, produk migas 5,60 persen dan produk pertanian 1,62 persen,” papar Margo.
Meski secara bulanan seluruh sektor mengalami penurunan ekspor, namun jika dilihat secara kumulatif (Januari-Juli) seluruhnya kompak mengalami peningkatan. Ekspor yang meningkat paling tinggi terjadi pada sektor tambang dan lainnya yang meningkat 49,13 persen dari USD11,34 miliar pada tahun 2020 menjadi USD16,91 miliar.
Ekspor migas tumbuh terbesar kedua, sebesar 48,33 persen dari USD4,59 miliar menjadi USD6,81 miliar. Produk industri pengolahan tumbuh 31,36 persen dari USD72,03 miliar menjadi USD94,62 miliar. Produk pertanian tumbuh paling rendah yaitu 8,72 persen dari USD2,06 miliar menjadi USD2,24 miliar.
“Ekspor produk industri secara kumulatif tetap menjadi penyumbang terbesar pada ekspor Januari-Juli 2021 mencapai 78,47 persen,” ungkap Margo.