Home / Otoritas / Bank Indonesia / BI : Masih Terbuka Ruang Buat Perbankan Menurunkan Bunga Kredit

BI : Masih Terbuka Ruang Buat Perbankan Menurunkan Bunga Kredit

Marketnews.id Bank Indonesia (BI) menilai masih terbuka ruang buat perbankan untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit. Terlebih setelah BI menurukan tingkat bunga hingga 3,5 persen. Sementara tingkat bunga yang diberikan perbankan kepada nasabah masih sekitar 8,87 persen. Bahkan bank non BUMN masih ada yang memberikan tingkat bunga diatas 10 persen. Faktanya hingga Mei 2021 penyaluran kredit masih terkontraksi 1,28 persen dibanding bulan sebelumnya.

Bank Indonesia (BI) terus mendorong industri perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit khususnya untuk kredit baru. Diakui secara umum perbankan memang sudah menurunkan tingkat suku bunganya, namun jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga BI-7 DRRR masih belum signifikan.


Asisten Gubernur BI, Juda Agung, menjelaskan, saat ini suku bunga acuan BI sudah mencapai 3,5 persen. Namun untuk suku bunga dasar kredit ( SBDK ) dan suku bunga kredit baru secara umum di level 8,87 persen. Bahkan jika dirinci secara spesifik masih ada beberapa bank dengan tingkat suku bunga di atas 10 persen.


“Begitu asesmen ditampilkan di Februari, bank-bank menurunkan SBDK , terutama Bank BUMN . Penurunan terjadi secara signifikan setelah kita mengeluarkan kebijakan transparansi SBDK ,” katanya, Jumat (2/7/2021).


Menurut Juda, penurunan suku bunga untuk kredit baru belum secepat penurunan SBDK dikarenakan premi risiko penyaluran kredit masih tinggi. Hal itu terjadi karena pandemi Covid-19 masih dirasakan dampaknya oleh para debitur sehingga memunculkan asumsi tingkat risiko yang dianggap masih tinggi.


“Kami lihat ruangnya masih cukup besar, suku bunga kredit baru saat ini 9,17 persen, sebenarnya masih bisa turun 200 basis poin, bisa lebih rendah dari sekarang dan bisa turun ke arah 7 persen,” pungkasnya.

Seperti diketahui BI mencatat permintaan kredit perbankan hingga periode Mei 2021 masih terkontraksi sebesar 1,28 persen year on year (yoy). Meski masih terkontraksi jika dilihat dari data sejak awal tahun 2021 relatif menuju tren perbaikan.

Menurut Juda Agung, jika dibreakdown lebih mendalam, permintaan kredit di bank BUMN dan BPD tumbuh positif masing-masing 3,57 persen dan 6,17 persen. Namun pertumbuhan kredit bank-bank umum swasta nasional ( BUSN ) dan bank kantor cabang asing ( KCBA ) -25,90 persen dan -5,08 persen.


“Kalau dilihat persegmen, permintaan kredit yang sudah tumbuh positif yaitu kredit konsumsi sudah tumbuh 1,39 persen dan kredit UMKM tumbuh 1,7 persen, kalau kredit korporasi masih cukup berat (-4,06 persen) dan komersial masih tumbuh negatif (-3,07 persen),” kata Juda Agung dalam acara Taklimat Media secara virtual, Jumat (2/7).


Dijelaskan Juda untuk permintaan kredit sektor komersil dan korporasi diyakini akan mengikuti jejak sektor lain yang membaik. Namun diakui hal itu akan sangat tergantung terhadap perkembangan kasus Covid-19 yang kini justru mengalami peningkatan signifikan.


“Saat ini sudah mulai membaik (permintaan kredit), di triwulan II 2021 ini akan membaik tapi adanya peningkatan Covid-19 tentunya akan berpengaruh, namun overall trennya akan membaik,” imbuh Juda.


Ditegaskan oleh Juda bahwa secara full year, BI masih tetap memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini di kisaran 5-7 persen. Meskipun ada kebijakan PPKM Darurat, BI belum melakukan revisi target pertumbuhan kredit.


“So far kita belum revisi target, perkiraan kita proyeksi pertumbuhan kredit masih 5-7 persen, mudah – mudahan PPKM ini akan menurunkan penyebaran Covid-19 sehingga kembali recovery,” pungkas dia.

Check Also

Target Prapenjualan PANI Turun 3,6 Persen Jadi Rp5,3 Triliun Di 2025

MarketNews.id- Pantai Indah Kapuk Dua (PANI), emiten properti kongsian Agung Sedayu milik Sugianto Kusuma alias …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *