Marketnews.id Induk usaha bidang finansial dan keuangan Sinarmas Grup PT Sinarmas Multiartha Tbk, sepanjang kuartal pertama tahun ini mengalami penurunan laba bersih sekitar 21 persen dibanding kuartal pertama tahun lalu.
Padahal, sepanjang kuartal pertama tahun ini, perseroan berhasil meningkatkan pendapatan hingga 35 persen. Pendapatan dari underwriting asuransi jadi penyumbang terbesar sekitar Rp 7,43 triliun. Sementara penyumbang terbesar penurunan pendapatan adalah beban usaha yang meningkat sebesar 38 persen.
Menurut laporan keuangan kuartal I 2021 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/6/2021), laba bersih SMMA tercatat merosot 21,01% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 283,25 miliar, dari Rp 358,61 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kendati laba bersih tertekan, pendapatan perusahaan naik 35,01% dari Rp 8,08 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 10,91 triliun per akhir Maret 2021.
Penyumbang pendapatan terbesar berasal dari pos pendapatan underwriting asuransi yang mencapai Rp 7,43 triliun, naik dari sebelumnya Rp 6,09 triliun.
Kemudian, di posisi kedua dan ketiga diikuti oleh pos pendapatan bunga dan bagi hasil yang berkontribusi Rp 1,39 triliun dan keuntungan penjualan investasi jangka pendek-bersih Rp 755,92 miliar.
Seiring dengan naiknya pendapatan usaha, jumlah beban usaha juga melonjak 38% dari Rp 7,70 triliun pada triwulan I 2020 menjadi Rp 10,61 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Adapun jumlah aset SMMA bertambah 12,41% menjadi Rp 121,92 triliun per 31 Maret tahun ini dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 108,46 triliun.
Sementara, pada kuartal I tahun ini jumlah liabilitas perusahaan sebesar Rp 97,96 triliun dan jumlah ekuitas tercatat Rp 23,95 triliun.
“Efek langsung dan tidak langsung dari wabah Covid-19 berdampak pada ekonomi global, pasar, dan debitur perusahaan. Kami telah melaksanakan Rencana Kelangsungan Bisnis sesuai dengan Pedoman OJK dan praktik terbaik secara global,” tulis manajemen SMMA dalam laporan keuangan.
Dari pasar modal, saham SMMA melorot 1,30% ke Rp 13.300/saham dengan nilai transaksi Rp 3,98 juta, di awal sesi II Rabu ini (23/6).
Perusahaan memulai kegiatan usaha secara komersial sejak tahun 1983, yaitu di bidang sewa pembiayaan, anjak piutang, dan pembiayaan konsumen.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan usahaSMMA adalah dalam bidang aktivitas keuangan dan asuransi, aktivitas profesional, ilmiah dan teknis serta perdagangan besar.
SMMA adalah perusahaan induk (Holding Company) dengan entitas-entitas anak yang bergerak di bidang perbankan, asuransi jiwa, asuransi kerugian, pembiayaan, sekuritas, layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi, modal ventura, dan lainnya.