Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / BEI Raih Pertumbuhan Positif Di 2020. Direksi Dan Komisaris Diperpanjang Masa Kerjanya Satu Tahun

BEI Raih Pertumbuhan Positif Di 2020. Direksi Dan Komisaris Diperpanjang Masa Kerjanya Satu Tahun

Marketnews.id Sepanjang tahun 2020 lalu, adalah tahun yang penuh tantangan buat dunia usaha. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengalami hal sama sebagai sebuah perusahaan. Sebagai penyelenggara perdagangan saham di bursa. Kelangsungan usaha perseroan akan sangat bergantung pada aktivitas transaksi saham yang terjadi. Sepanjang tahun lalu, BEI mampu melewati tantangan tersebut dengan beberapa capain positif.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bursa Efek Indonesia (BEI) menyepakati perpanjangan masa jabatan direksi dan komisaris bursa menjadi 4 tahun dari sebelumnya hanya 3 tahun.
Rapat tersebut membahas lima agenda antara lain, persetujuan atas Laporan tahunan termasuk laporan tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan dan pengesahan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2020. Kedua, penunjukan akuntan publik perseroan untuk Tahun Buku 2021.

Ketiga, penarikan Kembali dan penghapusan Saham yang Telah Dibeli Kembali oleh Perseroan. Keempat, perubahan Anggaran Dasar Perseroan, dan kelima Perpanjangan Masa Jabatan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.


Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BEI ini dihadiri oleh 96 pemegang saham atau 100 persen dari jumlah pemegang saham yang memiliki hak suara. Secara aklamasi, Pemegang Saham menyetujui seluruh agenda tersebut termasuk perpanjangan masa jabatan anggota direksi dan Komisaris menjadi 4 tahun sesuai POJK nomor 3/POJK.04/2021 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal.

Dari sisi kinerja, pada penutupan perdagangan akhir tahun 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) walaupun ditutup turun, IHSG dapat mencapai level 5.979 atau hampir mencapai 6.000 setelah sempat turun lebih dari 37 persen ke level 3.937 pada Maret 2020.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada November 2020 pernah mencapai Rp 13,2 triliun dan Rp 18,4 triliun pada Desember 2020 yang membantu menutup tahun 2020 dengan RNTH mencapai Rp 9,2 triliun. Adapun, frekuensi perdagangan harian menyentuh rekor tertingginya, yaitu 1.697.537 kali transaksi tepatnya pada tanggal 22 Desember 2020.

Jumlah perusahaan tercatat baru di tahun 2020 ada sebanyak 51 perusahaan dan merupakan yang tertinggi di antara bursa lainnya di ASEAN. Berdasarkan data EY Global IPO Trend Report, BEI masih masuk ke dalam daftar 10 besar bursa dengan aktivitas pencatatan saham tertinggi di dunia selama 3 tahun berturut-turut, sejak tahun 2018 hingga tahun 2020.

BEI juga menyebut, tahun 2020 menjadi tahun kebangkitan bagi investor ritel domestik. Hal ini ditandai dengan total investor pasar modal Indonesia yang telah mencapai 3,88 juta atau meningkat 56% dari tahun 2019.


Investor aktif harian juga telah mencapai angka 94,7 ribu atau meningkat 73% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perdagangan saham di tahun 2020 juga turut didominasi oleh Investor domestik ritel yang jumlahnya mencapai hingga 48 persen dari total nilai perdagangan harian.

Sejak awal masa Pandemi COVID-19, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI juga menerbitkan sejumlah peraturan untuk menyesuaikan dengan keadaan Perusahaan Tercatat, operasional perdagangan BEI, prosedur audit, serta aturan internal bursa.

Beberapa relaksasi peraturan tersebut untuk memberikan kemudahan seiring dengan dampak pandemi COVID-19 kepada perusahaan, seperti penyesuaian peraturan pembelian kembali (buyback) saham oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang dapat dilakukan tanpa melalui RUPS, relaksasi batas waktu penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan sehingga terdapat pula penyesuaian pengenaan notasi khusus kepada Perusahaan Tercatat, kebijakan terkait Biaya Pencatatan, serta kemudahan penyelenggaraan RUPS yang dapat dilakukan melalui sistem eASY.KSEI.

Dari sisi kinerja keuangan, perseroan juga mencatat kinerja positif. Pendapatan usaha meningkat dari Rp1,56 triliun menjadi Rp 1,62 triliun di 2020, atau meningkat 4,3 persen. Sedangkan pendapatan total meningkat dari Rp1,91 triliun menjadi Rp 1,92 triliun naik 0,6 persen. Laba usaha meningkat jadi Rp1,28 triliun. Dan laba bersih naik jadi Rp 487,41 miliar, atau meningkat 9 persen.

Check Also

Laba ABMM Anjlok 51,9 Persen Jadi USD139,36 Juta Di 2024

MarketNews.id-ABM Investama (ABMM), alami penyusutan pendapatan sedalam 19,5 persen secara tahunan menjadi USD1,2 miliar pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *