Marketnews.id Pemerintah melalui Kementerian BUMN telah memasang target akan mempublikan perusahaan BUMN guna memberdayakan potensi yang dimiliki BUMN agar mampu menjadi perusahaan yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan menjadi perusahaan yang menguntungkan buat pemegang sahamnya.
PT Krakatau Steel Tbk salah satu BUMN yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan berencana untuk mencatatkan dua anak usahanya di BEI. Kapan waktu IPO masih menunggu lampu hijau dari Kementrian BUMN.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menilai fluktuasi pasar modal saat ini tidak akan mengubah rencana perseroan melakukan penawaran umum perdana saham anak-anak usahanya.
Silmy Karim Direktur Utama Krakatau Steel menuturkan, rencana pelaksanaan initial public offering (IPO) tetap akan berjalan sebagaimana yang direncanakan.
“Fluktuasi di pasar modal itu biasa. Kami tidak ada perubahan rencana,” jelasnya.
Emiten bersandi KRAS ini menjelaskan, dua anak usaha yang paling potensial untuk IPO yakni PT Krakatau Tirta Industri (KTI) dan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS). Dua anak usaha KRAS tersebut yang berpotensi lebih dulu go public.
“Kami sempat ada diskusi sangat singkat dan belum mengerucut dengan Kementerian BUMN, arahnya mungkin KTI duluan yang sudah sangat siap, KBS juga siap, tetapi KTI lebih menarik, karena profitabilitas yang sangat baik,” ujarnya.
Untuk diketahui, PT KTI adalah anak usaha yang bergerak di bidang distributor dan pengelolaan air yang memiliki kontribusi profit terbesar terhadap perseroan, yaitu 32 persen.
Sementara itu, PT KBS merupakan salah satu entitas usaha yang juga memberikan kontribusi penghasilan cukup besar lainnya, yang bergerak di bidang jasa pengelolaan pelabuhan.
Silmy menjelaskan, saat ini masih terdapat proses akuisisi internal dari PT KBS sebagai salah satu upaya persiapan IPO sehingga perseroan lebih mendorong KTI untuk IPO pada tahun ini. Namun, tidak menutup kemungkinan PT KBS juga dapat melakukan IPO pada 2021.
“Karena situasi pasar saat ini, jadi kami tidak membabi buta untuk IPO semuanya, mungkin tahun ini kami bisa bilih 1-2 yang di-IPO-kan,” papar Silmy.
KRAS juga baru-baru ini menambah penyertaan modal pada PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) sebesar Rp798 miliar. Artinya total penyertaan modal Krakatau Steel pada PT KTI menjadi Rp818 miliar.
Silmy mengatakan penambahan modal ini dipersiapkan untuk memperkuat struktur permodalan PT KTI dalam rangka pengembangan usaha ke depan dan persiapan IPO.
“PT KTI sedang melakukan beberapa inisiatif pengembangan bisnis di antaranya menyiapkan pasokan air bersih berkapasitas 400 liter per detik untuk rencana pembangunan pabrik baru PT Lotte Chemical Indonesia PT (PT LCI) dan memasok air bersih kapasitas 1.000 liter per detik untuk PT Chandra Asri Petrochemical,” ungkapnya.
Krakatau Steel selalu mendorong anak perusahaan untuk mengembangkan usahanya di seluruh Indonesia. Saat ini PT KTI sedang mengerjakan berbagai proyek termasuk pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Gresik yang bekerja sama dengan PT PP untuk menyuplai kebutuhan PDAM Gresik berkapasitas 1.000 liter per detik.
Proyek lainnya, yakni PT KTI bekerja sama dengan PT Adhi Karya membangun SPAM di Kendari yang rencananya akan selesai pada akhir 2021. PT KTI juga sedang membidik proyek penyediaan air untuk PT Amman Mineral di Sumbawa dan pengelolaan air minum di Batam.
“Krakatau Steel sebagai induk dari PT KTI selalu mendukung usaha anak perusahaan untuk berkembang sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam peningkatan kinerja Krakatau Steel secara konsolidasi,” jelasnya.
Pada 2020, PT KTI mencatat keuntungan bersih sebesar Rp174,3 miliar meningkat dari 2019 yang sebesar Rp153,5 miliar.