Marketnews.id Dalam tiga bulan berturut-turut sepanjang tahun ini, neraca perdagangan Indonesia terus mengalami surplus. Bila ditotal dari Januari hingga Maret 2021 sebesar USD5,52 miliar. Tentunya, banyak pihak berharap catatan surplus ini akan terus bertahan di masa mendatang sehingga pergerakan perekonomian nasional pada masa pemulihan ini dapat berjalan dengan baik.
Neraca perdagangan periode Maret 2021 kembali mencatatkan surplus. Tercatat nilai surplus mencapai USD1,57 miliar atau lebih rendah dari nilai surplus di bulan Februari 2021 sebesar USD1,99 miliar. Sementara surplus perdagangan juga terjadi pada periode Januari – Maret 2021 sebesar USD5,52 miliar
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menjelaskan surplus perdagangan pada periode Maret 2021 terjadi karena nilai ekspor pada bulan itu sebesar USD18,35 miliar. Sementara nilai impor adalah sebesar USD16,79 miliar. Untuk surplus perdagangan kumulatif terjadi karena nilai ekspor sebesar USD48,90 miliar. Sedangkan nilai impor mencapai USD43,38 miliar.
“Surplus terjadi karena kenaikan ekspor yang tinggi dipicu oleh kenaikan ekspor produk migas dan non migas (pada Maret 2021),” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/4).
Menurut Kepala BPS, ekspor bulan Maret 2021 naik 20,31 persen (mtom) dimana sebelumnya nilai ekspornya hanya USD15,26 miliar. Sedangkan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020, angka ekspor juga naik signifikan sebesar 30,47 persen dari sebelumnya sebesar USD14,07 miliar.
Sementara kinerja impor pada periode itu naik 26,55 persen dari bulan Februari 2021 sebesar USD13,26 miliar menjadi USD16,79 miliar. Adapun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu angka impor pada Maret 2021 naik sebesar 25,73 persen.
Suhariyanto berharap catatan surplus ini bisa terus bertahan di bulan-bulan mendatang sehingga pergerakan perekonomian nasional pada masa pemulihan ini bisa berjalan dengan baik. Dia juga menambahkan bahwa angka surplus ini semakin memberikan harapan bahwa ke depan perekonomian nasional akan bangkit lebih cepat.
“Tentu kita berharap bahwa pertumbuhan yang tinggi (ekspor) akan tetap terjadi di bulan-bulan berikutnya sehingga bisa terus mendorong terjadinya surplus perdagangan,” pungkas Kecuk.