Marketnews.id Optimisme manajemen PT Krakatau Steel dalam berkompetisi dengan produk impor semakin kuat setelah Pemerintah mampu menghadang derasnya produk impor hingga 34 persen di tahun lalu. Dengan dukungan Pemerintah manajemen PT Krakatau Steel Tbk yakin dapat meningkatkan kinerja di 2021.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), mengklaim bahwa kini produk-produknya sudah mulai bersaing di pasar internasional. Hal itu ditunjukkan dengan semakin derasnya order ekspor produk baja produksi dari KRAS dan grupnya.
Seperti diketahui, pada 11 Maret 2021 lalu, KRAS telah mengekspor baja HRC (hot rolled coil / baja canai panas) sebanyak 20.000 ton dengan negara tujuan Portugal, Italia, dan Spanyol.
Sementara itu anak perusahaan KRAS yang bergerak di bidang manufaktur pipa baja dan kasa aplikasi pelapisan anti korosi, PT KHI Pipe Industries (PT KHI), di tahun 2020 pun telah berhasil melakukan ekspor produk pipa baja ke Australia dengan total pengiriman sebanyak 4.370 ton.
“PT KHI menyuplai pipa baja dengan ukuran diameter 1500 mm tebal 25 mm dan panjang 50 m. Seluruh bahan baku utama produk pipa baja ini menggunakan Hot Rolled Coil (HRC) milik PT KS,” jelas Direktur Utama KRAS, Silmy Karim dalam keterangannya, Senin (15/3).
Produksi pipa baja untuk proyek ekspor ini menjadi keberhasilan tersendiri dikarenakan spesifikasi yang disyaratkan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi baik dari segi pengujian, dimensi dan ketebalan yang berada pada batas maksimum kapasitas mesin yang dimiliki oleh PT KHI dan Krakatau Steel. Selain itu adanya serangkaian tahapan pengujian yang dilakukan oleh pihak ketiga juga menjadi tantangan tersendiri dan berhasil dilakukan dengan baik.
Untuk pasar dalam negeri, produk KRAS berperan penting dalam pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah proyek jalan tol layang Jakarta-Cikampek II, proyek Light Rapid Transit, Bandara New Yogyakarta International Airport dan lainnya. Selain itu produk pipa baja BUMN baja ini juga sangat strategis dalam hal infrastruktur di sektor minyak dan gas. Sejak tahun 2019 sampai dengan hari ini, Krakatau Steel bersama anak usaha sudah menyuplai kebutuhan baja untuk API Series sebanyak 120.000 MT.
Sedangkan untuk kebutuhan pipa migas, anak usaha PT KHI telah memasok sebanyak 23.349 ton di tahun 2019 dan 36.149 ton pada tahun 2020.
“Kami optimis siap memenuhi permintaan baja domestik karena sudah mampu bersaing dengan produk baja impor, dengan catatan tidak ada unfair trade. Bahkan kami dan anak perusahaan telah berhasil melakukan pengiriman ekspor ke beberapa negara. Hal ini membuktikan bahwa produk kami dapat diterima dengan baik di pasar global maupun domestik dengan harga yang kompetitif,” lanjut Silmy.
Produk baja impor terutama produk baja dari China mendapatkan banyak keringanan dari negaranya untuk bisa sampai ke Indonesia. Subsidi dari pemerintah China untuk tax rebate sangat mempengaruhi dalam penurunan harga impor baja. Untuk itu, perlu dikuatkan kembali upaya penguatan pasar dalam negeri dengan serangkaian peraturan dan tindakan tegas jika terjadi kecurangan dalam perdagangan baja.
“Krakatau Steel mengapresiasi pemerintah yang sudah mampu menghadang derasnya produk baja impor masuk ke Indonesia hingga 34 persen di tahun 2020 sehingga kini produk baja domestik semakin kompetitif dan kami dapat meningkatkan kinerja dengan menggenjot volume penjualan,” ulasnya.