Home / Otoritas / Bank Indonesia / BPS : Inflasi Januari 0,26 Persen, Tahunan 1,55 Persen

BPS : Inflasi Januari 0,26 Persen, Tahunan 1,55 Persen

Marketnews.id Sepanjang bulan Januari 2021, dari 90 kota Indek Harga Konsumen (IHK) 75 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Selama bulan lalu inflasi mencapai 0,26 persen dan secara tahunan mencapai 1,55 persen. Indikasi ekonomi mulai menggeliat?

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pada Januari 2021 terjadi inflasi sebesar 0,26 persen, sehingga inflasi tahunan (Januari 2021 terhadap Januari 2020) atau year on year (yoy) sebesar 1,55 persen.


Lebih jauh Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan dari 90 kota IHK yang dipantau terdapat 75 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 1,43 persen dan terendah terjadi di Balikpapan dan Ambon sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar -0,92 persen serta terendah terjadi di Pontianak sebesar -0,01 persen.


“Perkembangan berbagai komoditas secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Dari 90 kota IHK (indeks harga konsumen) ada 75 alami inflasi dan 15 kota deflasi dimana inflasi tertinggi di Mamuju Sulawesi Barat karena adanya kenaikan harga jenis ikan dan cabe rawit,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2).


Secara umum inflasi yang terjadi pada bulan Januari 2021 lebih didorong oleh meningkatnya sejumlah harga komoditas utama dalam kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Tercatat inflasi dari kelompok ini sebesar 0,81 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,21 persen. Sementara penyumbang deflasi adalah dari kelompok transportasi dengan andil sebesar -0,04 persen dan tingkat deflasi pada periode Januari 2021 sebesar 0,30 persen.


“Dari 11 kelompok pengeluaran yang ada seluruhnya mengalami inflasi kecuali kelompok pengeluaran Transportasi yang mengalami deflasi,” lanjutnya.


Dijelaskan Suhariyanto bahwa dampak pandemi Covid-19 masih terasa hingga awal tahun 2021. Hal itu ditandai dengan tingkat inflasi yang masih rendah akibat dipicu oleh pelemahan daya beli masyarakat. Dia berharap penanganan Covid-19 bisa lebih optimal sehingga mobilitas masyarakat bisa kembali normal, terlebih saat ini program vaksinasi sudah dimulai.


“Dampak Covid-19 ini belum reda dan masih membayangi ekonomi di berbagai negara termasuk di Indonesia. Akibatnya roda ekonomi melambat yang berpengaruh pada pendapatan sehingga hal itu juga berpengaruh pada permintaan,” pungkasnya.

Check Also

Target Prapenjualan PANI Turun 3,6 Persen Jadi Rp5,3 Triliun Di 2025

MarketNews.id- Pantai Indah Kapuk Dua (PANI), emiten properti kongsian Agung Sedayu milik Sugianto Kusuma alias …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *