Marketnews.id PT Adhi Karya Tbk sebagai BUMN karya, sepanjang tahun lalu mampu meraih nilai kontrak kerja sebesar Rp 19,7 triliun. Sebagian besar proyek yang dikerjakan adalah proyek konstruksi dan energi hingga 93 persen. Sisanya berupa proyek gedung besar, jalan dan jembatan. Mampukah tahun ini perseroan meningkatkan kinerjanya.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan kontrak baru Rp 19,7 triliun sepanjang 2020. Perolehan ini meningkat sekitar 34% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 14,7 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi, Jumat (22/1), dari perolehan kontrak tersebut, sebesar 93% merupakan kontak proyek konstruksi dan energi. Sebesar 6% berasal dari kontrak proyek properti, sisanya proyek lain-lain.
Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek Gedung sebesar 19%, MRT sebesar 7%, jalan dan jembatan sebesar 56%, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, dan proyek-proyek EPC sebesar 18%.
Berdasarkan segmentasi kepemilikan, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 44%, BUMN sebesar 11%, swasta sebesar 5%, dan Investasi sebesar 40%. Tahun ini, ADHI menargetkan kontrak baru sebesar Rp 24 triliun. Sejalan dengan target tersebut, ADHI menargetkan pertumbuhan pendapatan 20% secara tahunan.
Guna memuluskan target yang sudah dicanangkan, ADHI menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 3 triliun tahun ini. Capex, salah satu gunaannya untuk membiayai beberapa proyek yang sedang dikerjakan perusahaan seperti proyek jalan tol Yogyakarta-Solo-Bawen. Selain itu, anggaran belanja modal di tahun ini akan digunakan untuk pembelian alat hingga keperluan anak usaha.