Marketnews.id Pasar modal Indonesia termasuk pasar yang lebih cepat pulih akibat pendemi Covid-19. Bila berkaca dari pemulihan indeks saham, sejak pasar jatuh pada akhir Maret lalu, indeks telah naik kembali 60 persen dari posisi sebelum jatuh. Salah satu yang mendukung cepat pulihnya pasar adalah hadirnya investor ritel lokal. Pemain baru ini, jadi penggerak pasar dan jadi stabilizer aksi jual investor asing.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menilai, terjaganya stabilitas pasar saham di dalam negeri saat kondisi pandemi Covid-19 merupakan kontribusi dari eksistensi investor ritel domestik yang mampu menyerap aksi jual investor asing.
“Sekarang ini investor ritel kita semakin digdaya. Selain jumlahnya yang meningkat, sebesar 43,3 persen dari total nilai transaksi di BEI (Januari-Oktober 2020) dimiliki oleh investor ritel domestik,” ujar Inarno di Jakarta, Selasa (1/12).
Sementara itu, lanjut Inarno, nilai transaksi investor institusi asing sebesar 34 persen dan investor institusi domestik sebesar 21,7 persen. “Kalau kami perhatikan, pada saat terjadi tekanan aksi jual investor asing, maka yang meng-absorb adalah investor ritel kita,” ujar Inarno.
Dia menyebutkan, hingga akhir Oktober 2020 kepemilikan investor ritel domestik di bursa saham Indonesia terus mengalami peningkatan menjadi 12,2 persen dari tahun sebelumnya 10,6 persen dan kepemilikan investor institusi domestik per akhir Oktober 2020 sebesar 39 persen. Sehingga, saat ini kepemilikan asing di market domestik tidak lagi mayoritas.
Inarno menyebutkan, jumlah investor saham per 19 November 2020 meningkat menjadi 1,5 juta single investor identification (SID) dari 1,1 juta SID per akhir 2019 atau sebanyak 42,6 persen dari total investor pasar modal yang mencapai 3,53 juta SID.
“Yang menarik, sampai akhir November 2020, rata-rata investor aktif ritel harian sebanyak 151 ribu SID atau mengalami peningkatan sebesar 196 persen dari awal Januari 2020 yang sebanyak 51 ribu SID,” ucap Inarno.
Dia berharap, peningkatan kontribusi investor ritel domestik di BEI bisa mendorong kinerja Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) untuk mencatatkan pertumbuhan positif saat separuh bursa saham di dunia sudah berhasil mencatatkan pertumbuhan positif. “Pada sisa 20 hari di tahun ini, kami mengharapkan bisa mencatatkan pertumbuhan positif,” ucapnya.
Hingga 27 November 2020, kata Inarno, pergerakan IHSG sudah mampu mencatat kenaikan sebesar lebih dari 60 persen sejak menyentuh level terendah pada 24 Maret 2020 di level 3.937. “Sejauh ini proses recovery ( IHSG ) sudah cukup baik dan diharapkan sampai akhir tahun ini akan lebih baik lagi,” imbuhnya.