Marketnews.id Buat perusahaan yang bergerak disektor migas dan turunannya, tahun 2020 ini tahun yang penuh gejolak. Seperti diketahui bisnis di sektor migas mengalami tiga guncangan bisnis dampak dari pendemi Covid-19. Mulai dari turun nya harga minyak, berkurang nya permintaan pasar dan kurs yang tidak stabil membuat kinerja PT Elnusa Tbk mengalami penurunan yang signifikan meskipun beruntung masih mampu meraih laba.
Meski kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) tertekan sepanjang tahun ini, perseroan optimistis bisa kembali pulih tahun depan lantaran ditopang oleh sejumlah proyek potensial di masa mendatang.
Menurut Direktur Utama ELSA, Ali Mundakir, kinerja sektor energi dan migas memang tak terlepas dari sejumlah goncangan tahun ini, mulai dari fluktuasi harga minyak dunia, penurunan konsumsi BBM akibat pandemi, serta fluktuasi nilai tukar. Tapi, dia menyebut perseroan masih mampu bertahan di tengah tantangan tahun ini, salah satunya dengan diversifikasi portofolio bisnis yang diterapkan anak usaha PT Pertamina (Persero) ini.
“Komposisi portofolio hulu-hilir yang cukup seimbang 50 persen di hulu, 42 persen di hilir, 8 persen di support ini bisa berubah sangat dinamis, ini terbukti membantu kinerja perusahaan tetap positif di tengah kondisi perusahaan saat ini,” kata Ali dalam paparan publik via virtual , Senin (30/11).
Tercatat, sepanjang tahun berjalan hingga akhir kuartal III/2020, ELSA mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp5,76 triliun, laba bruto Rp614 miliar, laba operasi Rp376 miliar dan laba bersih Rp187 miliar.
Ali mengaku optimistis kinerja ELSA bakal lebih positif tahun depan, sejalan dengan sejumlah rencana pemerintah yang berpotensi mendatangkan proyek-proyek potensial bagi perseroan. Adapun, sepanjang konsumsi domestik masih lebih tinggi dari kemampuan produksi nasional maka ini akan terus menjadi peluang bisnis bagi ELSA di tahun 2021.
Salah satu yang sudah masuk dalam proyeksi adalah proyek eksplorasi seismic survei untuk area kerja Blok Rokan, seiring dengan rencana pengalihan kelola operator Blok Rokan dari Chevron kepada Pertamina pada Agustus 2021.
Sementara Direktur Keuangan ELSA, Hery Setiawan menambahkan, tak hanya dari kinerja keuangan, tapi perseroan juga optimistis kinerja saham ELSA di lantai bursa akan segera pulih jelang pergantian tahun.
Seperti diketahui, ELSA berhasil menyelesaikan survei seismik 2D terbesar di Asia Pasifik sepanjang 30.800 kilometer di wilayah terbuka. Survei yang selesai pada Agustus lalu tersebut merupakan bagian dari proyek Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang. Selain itu, ELSA juga mampu memulai operasi Hydraulic Workover Unit (HWU) Drilling dan persiapan operasi Electric Wireline Logging (EWL) Combo di Pertamina Hulu Mahakam.
Di segmen jasa distribusi dan logistik energi, ELSA mencatatkan penyaluran 11,4 juta kiloliter volume BBM transport per kuartal III-2020. Di periode yang sama, ELSA juga mencatatkan volume Depo sebesar 1,6 juta kiloliter, dan 157.000 volume BBM in marine.
Tak ketinggalan, ELSA turut membukukan volume Depo LPG Amurang sebesar 60.414 metrik ton hingga kuartal III-2020. Selain itu, tahun lalu ELSA mengakuisi Depo LPG Amurang di Minahasa, Sulawesi Utara.
Belum lama ini, ELSA melalui anak usahanya PT Elnusa Petrofin mengoperasikan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bahan Bakar Elpiji (SPPBE) di Gunung Sitoli, Nias, Sumatra Utara.
Untuk bisnis jasa penunjang energi, ELSA telah menyelesaikan konstruksi HWU terbaru yang bernama Elnusa Hydraulic Rig (EHR) 14 sekaligus memulai konstruksi HER 15.