Marketnews.id Banyak teknik marketing guna menarik minat pembeli. Salah satunya adalah menarik pembeli dengan mengkaitkan dengan hobi atau kepedulian pemilik dana. Pemerintah, melalui Kementrian Keuangan kembali mengeluarkan Sukuk syariah seri 007. Dana penjualan Sukuk ini, akan digunakan untuk membiayai proyek ramah atau peduli dengan lingkungan.
Pemerintah meluncurkan green sukuk ritel – sukuk tabungan seri ST007 dengan tingkat imbal hasil sebesar 5,5 persen per tahun. Sukuk berbasis syariah ini bisa dibeli oleh investor dengan nominal minimal Rp1 juta dan maksimal pemesanan sebesar Rp3 miliar.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), Luky Alfirman, mengatakan masa penawaran green sukuk seri ini adalah mulai hari ini, Rabu (4/11) hingga tanggal 25 November 2020 mendatang atau periodenya selama 3 minggu.
Untuk tanggal penetapan penjualan adalah 30 November 2020 sementara tanggal setelmen pada 2 Desember 2020. Kemudian jatuh tempo yaitu pada tanggal 10 November 2022.
Investor yang ingin berpartisipasi bisa melakukan pembelian melalui 31 mitra distribusi. Ditegaskan Lucky, melalui penerbitan sukuk untuk yang terakhir kalinya di tahun ini nantinya akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek berbasis lingkungan (hijau) dan juga untuk membiayai sejumlah program strategis untuk penanganan covid-19.
“Kita kerja sama dengan 31 mitra distribusi ada bank konvensional, ada bank syariah, ada fintech dan lainnya. Tabungan ini berlabel green karena underlyingnya didasarkan pada proyek – proyek yang bersifat hijau untuk mendukung perubahan iklim.
Ini adalah komitmen pemerintah untuk mendukung pembangunan yang bersifat hijau,” kata Lucky dalam sambutannya pada launching SBN Seri ST007 secara virtual, Rabu (4/11).
Dijelaskan bahwa akad dari sukuk ini adalah wakalah tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan (non-tradable) dan tidak dapat dilikuidasi atau dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption. Untuk early redamption bisa dilakukan di pertengahan tahun.
Terkait skema kuponnya, yaitu mengambang dengan kupon minimal (floating with floor) yang mengacu pada BI 7-day (Reverse) Repo Rate.
“Imbal hasilnya sebesar 5,5 persen (per tahun) dengan skema floating with floor artinya mengacu pada BI rate, seandainya BI rate turun maka itu ikut turun tapi itu ada floornya, kalau BI Rate naik nanti akan disesuaikan juga untuk periode 3 bulanan,” pungkas Lucky.