Marketnews.id Pesisir timur Sumatera dari Pekanbaru hingga Dumai akan tersambung dengan jalan Tol sepanjang 131 Km. Tol pertama dan terpanjang di sisi timur Sumatera ini, rencananya akan diresmikan secara virtual oleh Presiden Joko Widodo besok Jumat, 25 September 2020. Dengan terhubung via tol ini, ke depan nya akan memperlancar hubungan dagang Dumai dan Malaka.
Presiden Joko Widodo akan meresmikan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai yang dibangun oleh PT Hutama Karya (Persero). Peresmian akan berlangsung secara virtual pada Jumat (25/9).
“Kini Hutama Karya segera menghadirkan jalan bebas hambatan pertama dan terpanjang di bagian tengah pantai timur Pulau Sumatera yakni Tol Pekanbaru – Dumai sepanjang 131 km,” kata Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan dalam keterangan resmi, Kamis (24/9).
Fauzan menjelaskan, sebelumnya Hutama Karya telah membangun dan mengoperasikan jalan tol terpanjang di Indonesia yakni ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) sepanjang 141 km dan ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) sepanjang 189 km.
Keberadaan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai tak hanya akan membuka konektivitas baru dari Kota Pekanbaru ke Kota Dumai, namun nantinya juga akan mendongkrak perekonomian daerah setempat. Menurut Fauzan, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai akan menghubungkan berbagai kawasan produktif, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, memangkas jarak tempuh, biaya logistik. “Serta tentunya menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di Sumatera,” ungkap Fauzan.
Lebih jauh Fauzan menambahkan, untuk mendukung terealisasinya manfaat yang dihadirkan dari Tol Pekanbaru-Dumai, Hutama Karya telah melakukan berbagai persiapan agar pengoperasian tol dapat segera dilakukan. Salah satunya melalui Uji Laik Fungsi (ULF).
“ULF merupakan tahap penentuan sebuah jalan tol apakah layak untuk dioperasikan atau tidak. Sebelumnya, Tol Pekanbaru-Dumai seksi 1 telah melewati masa ULF dan telah dibuka secara fungsional pada periode lebaran tahun ini,” jelas Fauzan.
Menyusul seksi 1, seksi tol lainnya yakni dari seksi 2 (Minas-Kandis Selatan) hingga seksi 6 (Duri Utara-Dumai) kembali dilakukan serangkaian ULF pada bulan Juli lalu dan saat ini perusahaan telah mengantongi Sertifikat Laik Operasi (SLO) yang terbit pada 9 September 2020.
Sehingga secara umum Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km ini memenuhi persyaratan laik operasi sebagai jalan tol.
Nantinya setelah terhubung, ujung utara tol akan mempermudah akses menuju Pelabuhan Bandar Sri Junjungan di Kota Dumai. Dumai sendiri menjadi pintu masuk bagi para pedagang dunia melalui Selat Malaka. Saat ini Indonesia dan Malaysia terus melakukan berbagai persiapan untuk pembukaan rute roll on roll off (RoRo) Dumai-Melaka. Pembukaan rute ini dinilai dapat merangsang pergerakan barang dan membantu para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM ), sebab melalui pelabuhan ini dapat mempermudah pergerakan area kendaraan pribadi dan kendaraan komersial lainnya.
Tol Pekanbaru-Dumai terdiri dari 6 (enam) seksi tol yaitu seksi 1 (Pekanbaru-Minas) sepanjang 9,5 KM , seksi 2 (Minas-Kandis Selatan) sepanjang 24,1 KM, seksi 3 (Kandis Selatan-Kandis Utara) sepanjang 16,9 KM, seksi 4 (Kandis Utara-Duri Selatan) sepanjang 26,5 KM, seksi 5 (Duri Selatan-Duri Utara) sepanjang 29,45 KM dan seksi 6 (Duri Utara-Dumai) sepanjang 25,05 KM.
Tol ini juga akan dilengkapi oleh 7 (tujuh) Gerbang Tol dan 5 (lima) pasang Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area .
TIP akan terbagi menjadi 2 (dua) tipe yakni Tipe A yang terletak di KM 14,5, KM 45, dan KM 82, sedangkan Tipe B terletak di KM 64 dan KM 13 (arah Pekanbaru).
Jalan Tol Pekanbaru-Dumai adalah bagian dari Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ( JTTS ) yang terbentang mulai dari Lampung hingga Banda Aceh sepanjang 2.765 kilometer. Megaproyek ini masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga pembangunannya diprioritaskan agar dapat mendukung perekonomian daerah setempat.
Diharapkan pembangunan keseluruhan tol ini dapat memberikan kontribusi serta melengkapi infrastruktur sebagai nilai tambah investasi di Indonesia. Hadirnya JTTS juga diharapkan dapat menjadi penyeimbang pemerataan ekonomi di Indonesia.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) Bahlil Lahadalia, data persebaran wilayah investasi antara Jawa dan di luar Jawa kini semakin berimbang, salah satunya karena kelengkapan infrastruktur.