Marketnews.id Semua sepakat pendemi Covid-19 telah membuat seluruh sektor usaha terpapar, baik usaha besar, menengah maupun kecil. Dibanding krisis yang pernah terjadi sebelumnya, bisnis UMKM yang selama ini lebih tangguh hadapi krisis, kali ini justru ikut terpapar. Lalu, sektor bisnis apakah yang menggeliat di saat pendemi ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan mayoritas pelaku usaha yang disurvei menyatakan mengalami penurunan pendapatan sejak pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan Survei Dampak Covid-19 terhadap Pelaku Usaha yang dilakukan BPS selama 10-26 Juli 2020, mayoritas pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dan usaha menengah dan besar (UMB) sama-sama melaporkan penurunan pendapatan.
Sebaliknya, hanya sekitar 13 persen pada UMK dan 15 persen pada UMB yang menyatakan pendapatan tetap. Kemudian, hanya 2 persen dari UMK dan 3 persen dari UMB yang menyatakan adanya kenaikan pendapatan.
Jika dilihat dari sektor usaha, ada 2 sektor yang mengalami penurunan sangat dalam yakni akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan. Lalu diikuti oleh industry konstruksi, pengolahan, dan perdagangan.
“Sektor yg mengalami penurunan terdalam [akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan] mengikuti lapangan usaha dalam pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020. Ini sejalan dengan triwulan II,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers daring, Selasa (15/9/2020).
Dari segi operasional, mayoritas pelaku UMK dan UMK masih beroperasi secara normal dengan proporsi masing-masing 49,4 persen dan 59,8 persen. Lalu, sekitar 5 persen pelaku UMK dan 10,1 persen UMB dilaporkan telah berhenti beroperasi akibat pandemi ini.
Lalu, sektor manakah yang justru meraih laba di saat pendemi ini. Bisnis kesehatan dan turunannya, seperti industri farmasi dan distributor nya. Rumah sakit justru ekpansi dengan menambah gedung baru, telekomunikasi dan turunannya serta bisnis makanan dalam kemasan dan sejenisnya.