Marketnews.id Lebih dari 80 persen laba yang berhasil di himpun oleh manajemen PT Telkom Indonesia diperuntukkan untuk dividen buat pemegang saham. Sebuah rekor baru dividen tahun ini, sisanya sekitar 20 persen keuntungan di peruntukan untuk cadangan. Pemerintah, sebagai pemegang saham terbesar di PT Telkom memang sedang butuh dana besar terkait pendemi Covid-19.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pembagian dividen mencapai 81,78 persen dari laba bersih 2019 atau sebesar Rp15,26 triliun.
Menurut Direktur Utama TLKM, Ririek Adriansyah saat konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (19/6), pencapaian perseroan di sepanjang 2019 menunjukkan bahwa Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital Telecommunication Company dan berkomitmen memperkuat kapabilitas bisnis digital.
Dia menyebutkan, dari jumlah dividen Rp15,26 tersebut, sebesar 60 persen atau senilai Rp11,2 triliun merupakan dividen tunai, sedangkan sebesar 21,78 persen atau Rp4,06 triliun merupakan dividen spesial. Sementara itu, sebesar 18,22 persen dari laba bersih 2019 atau Rp3,4 triliun akan ditempatkan sebagai laba ditahan.
Dividen tunai dan dividen spesial Tahun Buku 2019 akan dibayarkan secara sekaligus selambat-lambatnya
pada 23 Juli 2020. Adapun yang berhak menerimanya adalah para pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) TLKM per 1 Juli 2020 sampai pukul 16.15 WIB.
Laba bersih TLKM di 2019 sebesar Rp18,66 triliun dihasilkan dari pendapatan yang mencapai Rp135,57 triliun atau bertumbuh 3,7 persen (year-on-year) dengan EBITDA sebesar Rp64,83 triliun.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2019, Telkom membukukan laba bersih Rp18,66 triliun atau tumbuh 3,50 persen secara tahunan.
Laba tersebut ditopang oleh pendapatan bersih perseroan yang mencapai Rp135,56 triliun pada 2019. Adapun realisasi pendapatan itu naik 3,66 persen dari Rp130,78 triliun pada periode 2018.
Pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika menjadi kontributor utama perseroan senilai Rp72,78 triliun per 31 Desember 2019. Realisasi itu naik dari Rp65,55 triliun pada 2018.
Pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika menjadi kontributor utama perseroan senilai Rp72,78 triliun per 31 Desember 2019. Realisasi itu naik dari Rp65,55 triliun pada 2018.
Sementara kontributor terbesar kedua pendapatan TLKM berasal dari pendapatan telepon senilai Rp27,97 triliun. Jumlah itu berasal dari telepon bergerak Rp25,09 triliun dan telepon tidak bergerak Rp2,88 triliun.
Sementara itu RUPS Tahunan hari ini juga menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi TLKM menjadi sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama: Ririek Adriansyah
Direktur Wholesale& International Service: Dian Rachmawan
Direktur Human Capital Management: Afriwandi
Direktur Keuangan: Heri Supriadi
Direktur Consumer Service: FM Venusiana R
Direktur Enterprise & Business Service: Edi Witjara
Direktur Network & IT Solution: Herlan Wijanarko
Direktur Digital Business: Muhammad Fajrin Rasyid
Direktur Strategic Portofolio: Budi Setyawan Wijaya
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Rhenald Kasali
Komisaris Independen: Marsudi Wahyu Kisworo
Komisaris Independen: Ahmad fjmri Assegaf
Komisaris Independen: Wawan Iriawan
Komisaris Independen: Candra Arie Setiawan
Komisaris: Marcelino Pandin
Komisaris: Ismail
Komisaris: Alex Denni
Komisaris: Rizal Mallarangeng