Home / Korporasi / BUMN / Dirut Garuda : Utang Sukuk Berharap Ditunda Pembayaran nya Hingga Tiga Tahun

Dirut Garuda : Utang Sukuk Berharap Ditunda Pembayaran nya Hingga Tiga Tahun

Marketnews.id Optimistik. Itulah yang ditunjukan oleh manajemen PT Garuda Indonesia Tbk. Betapa tidak, setelah mendapat support dari 90 persen pemegang Sukuk, manajemen yakin akan mendapatkan penundaan pembayaran utang hingga tiga tahun ke depan.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) meyakini, para pemegang sukuk global Garuda sebesar USD500 juta bakal menyetujui penundaan pembayaran hingga tiga tahun ke depan. Sampai saat ini sudah 90 persen sukuk holders menyetujui proposal Consent Solicitation atas Trust Certificate yang jatuh tempo pada 3 Juni 2020.


“Kami sudah menyerahkan proposal baru kepada pemegang sukuk yang sebenarnya jatuh tempo pada 3 Juni kemarin. Jadi, nanti (pembayaran bisa ditunda) sampai tiga tahun lagi,” kata Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra dalam konferensi pers virtual usai RUPS Tahunan di Jakarta, Jumat (5/6).


Irfan mengaku, sebanyak 90 persen pemegang sukuk tersebut sudah menyetujui dan persetujuan secara formal akan dilakukan pada 10 Juni 2020 dalam agenda Rapat Umum Pemegang Sukuk.

“Sebanyak 90 persen sudah menyetujui. Bisa dilihat Singapura (Singapore Exchange/SGX),” ujarnya.


Lebih lanjut dia menyatakan, persetujuan para pemegang sukuk terhadap proposal tersebut menunjukkan bahwa Garuda merupakan perusahaan terbuka yang transparan, menghormati kewajiban.

“Pengajuan proposal paling masuk akal situasi investasi seperti ini,” imbuh Irfan.
Irfan menambahkan, upaya GIAA dalam menghadapi situasi di tengah pandemi Covid-19 ini, selain melakukan negosiasi utang jatuh tempo, perseroan juga akan melakukan negosiasi terkait perpanjangan sewa pesawat. “Diharapkan tiga tahun mendatang kondisi bisa membaik dan kami bisa memenuhi kewajiban,” tuturnya.


Dia mengaku, selama tiga bulan pertama tahun ini jumlah penumpang mengalami penurunan hingga 90 persen. Guna meminimalisasi kondisi ini, GIAA melayani permintaan berbagai negara terkait pemulangan warga negara ke masing-masing negara, seperti yang sudah dilakukan terhadap warga negara Kolombia dan Brazil. “Termasuk orang Indonesia yang akan kembali ke Indonesia,” ucap Irfan.


Menurut Irfan, selama tiga bulan pertama tahun ini jumlah pendapatan perseroan menurun drastis, karena utilisasi pesawat rendah dan sebanyak 70 persen grounded.

Lebih jauh Irfan menjelaskan, fokus perseroan di tahun ini akan menekan biaya seoptimal mungkin. “Mungkin nanti orang akan terkaget-kaget. Yang tidak mungkin, akan kami lakukan dan menekan (biaya) yang tidak urgent.

Seperti, menghilangkan majalah-majalah di pesawat,” paparnya.


Terkait proyeksi laba bersih di Kuartal I-2020, Irfan mengaku belum bisa mempublikasi kinerja keuangan GIAA, terlebih lagi banyak asumsi yang berubah-ubah terkait kondisi ekonomi di tengah pandemi Covid-19. “Yang penting, kami terus semangat saja dan menekan cost sebisa mungkin,” tegas Irfan.

Check Also

Kilang Pertamina Internasional (KPI) Raih Sertifikasi Internasional

MarketNews.id-PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *