Marketnews.id Pasar modal yang kuat pasti memiliki investor lokal yang kuat pula. Hampir dapat dipastikan, semua pasar modal yang kuat pasti didukung oleh Investor lokal kuat dan tidak bergantung pada aksi investor asing pula.
Pasar modal Indonesia, selama ini selalu mengekor gerakan investor asing. Bahkan, investor asing lebih sering menguasai perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Agar pasar modal Indonesia tidak bergantung pada investor asing, tentunya investor lokal harus menjadi tuan rumah di negeri nya sendiri.
PT Bursa Efek Indonesia menyebut investor lokal mulai menunjukkan peran yang cukup besar di pasar modal di tengah kondisi penyebaran pandemi Covid-19.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan, investor lokal kini memiliki peran yang cukup besar. Hal itu terlihat dari frekuensi perdagangan harian.
“Jadi kelihatan bahwasanya frekuensi trading per hari naik cukup signifikan,” ujarnya di sela-sela halal bil halal daring Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Kamis (11/6/2020).
Dia menjelaskan, bahwa sebelumnya frekuensi transaksi harian Indonesia sebelumnya berada di bawah Thailand. Namun, terjadi kenaikan setelah implementasi Siklus Penyelesaian T+2 mulai 26 November 2018.
Sejak saat itu, lanjut Inarno, frekuensi transaksi per hari di BEI melampaui Thailand. Rata-rata frekuensi transaksi harian menurutnya bertahan di kisaran 400.000 hingga 450.000 per hari.
“Beberapa beberapa hari terakhir, frekuensi itu peak 950.000 dalam satu hari jadi naik 100 persen,” jelasnya.
Inarno mengungkapkan jumlah single investor identification (SID) investor lokal juga mengalami kenaikan meski di tengah pandemi Covid-19. Pihaknya mengklaim terjadi kenaikan jumlah SID sampai dengan saat ini.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengungkapkan, total SID saham mencapai 1.160.542 per akhir Maret 2020. Jumlah itu meningkat 55.932 atau 4,82 persen dibandingkan dengan posisi awal 2020.
Hasan mengungkapkan, penambahan SID saham terbesar terjadi pada Maret 2020. Tercatat, jumlah SID saham bertambah sebanyak 27.783 investor pada periode tersebut.
“Penambahan SID pada Maret 2020, di tengah pergerakan dan volatilitas transaksi di bursa kita, terlihat malah meningkat signifikan dibandingkan dengan Januari 2020 dan Februari 2020,” ujarnya.
Secara SID total, dia mengungkapkan terjadi peningkatan sebanyak 194.685 investor atau 7,84 persen dari sejak awal 2020. Dengan demikian, SID total saham, reksa dana, dan obligasi sebanyak 2.679.039 per akhir Maret 2020.
“Kami mencatat pertambahan signifikan dari minat pembukaan SID di kalangan investor domestik ritel,” jelasnya.