Marketnews.id Sudah diprediksi oleh pemerintah maupun lembaga riset lainnya, bila tingkat inflasi sepanjang bulan April lalu akan turun. Cuma persis penurunan nya tidak satupun lembaga yang mampu secara tepat meramalnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi selama bulan April 2020 sebesar 0,08 persen month to month (mtm). Wabah corona membuat penurunan daya beli di sejumlah daerah. Bahkan ada yang mencatatkan deflasi.
Inflasi April 2020 ini lebih rendah dari inflasi Maret sebesar 0,10 persen. Inflasi tahun kalender per April 2020 sebesar 0,8 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,67 persen.
Dari 90 kota yang dikalkulasi BPS, 19 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Baubau 0,88 persen dan terendah di Cirebon, Depok dan Balikpapan.
“Inflasi April bulan ini mengalami perlambatan dari bulan sebelumnya,” ujar kepala BPS Suhariyanto, Senin (4/5/2020).
Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, inflasi inti ini yang memberikan andil 0,11 persen terhadap inflasi dipicu oleh kenaikan emas perhiasan sebesar 0,06 persen dan gula pasir sebesar 0,02 persen.
“Pattern inflasi inti tidak biasa, saat puasa dan Idul Fitri inflasi inti biasanya mengalami peningkatan karena banyak permintaan masyarakat barang dan jasa, justru inflasi inti melemah 0,17 persen dari 0,29 persen pada Maret 2020,” kata Suhariyanto, Senin (4/5/2020).
Akibat penurunan ini, inflasi inti tahunannya per April 2020 hanya sebesar 2,85 persen.
Suhariyanto menambahkan inflasi yang rendah dipicu oleh beberapa faktor a.l. terjaganya pasokan pangan, pemerintah sudah sangat antisipasi ketersediaan pangan sejak awal, dan harga-harga yang sangat stabil.
Di sisi lain, dia melihat penurunan permintaan barang dan jasa dari masyarakat penurunan aktivitas sosial akibat PSBB di berbagai wilayah.
“Penurunan inflasi inti kemungkinan besar pelemahan daya beli rumah tangga,” ujarnya.