Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Wall Street Bangkit di Akhir Pekan

Wall Street Bangkit di Akhir Pekan

Marketnews.id Harga yang terbentuk atau terjadi hari ini adalah harga masa depan. Prinsip ini sudah jadi ukuran buat pelaku bursa dimancanegara. Pergerakan harga saham baik secara harian, mingguan bahkan secara bulanan adalah sebagai salah satu alat ukur keberhasilan seseorang melakukan investasi saham sesuai waktu yang ditargetkan.

Seperti diketahui, saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena sentimen pasar terangkat oleh kemajuan dalam paket bantuan viruscorona di Amerika Serikat.

Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 260,01 poin atau 1,11 persen, menjadi ditutup di 23.775,27 poin. Indeks S&P 500 naik 38,94 poin atau 1,39 persen, menjadi berakhir di 2.836,74 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 139,77 poin atau 1,65 persen, menjadi 8.634,52 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi, dengan sektor teknologi terangkat 2,11 persen, melampaui sektor-sektor lainnya.

Presiden AS Donald Trump pada Jumat (24/4/2020) menandatangani undang-undang paket bantuan 484 miliar dolar AS untuk meningkatkan pendanaan bagi usaha kecil, rumah sakit, dan pengujian virus, ketika negara itu bergulat dengan krisis kesehatan publik Covid-19 dan dampak ekonominya.

Hingga Jumat sore, lebih dari 886.000 kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan 50.780 kematian, menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.

Sementara itu sebagian investor merasa lega karena harga minyak terus rebound dari kemerosotan bersejarah baru-baru ini. Harga minyak menetap lebih tinggi pada Jumat (24/4/2020), memperpanjang kemenangan beruntun dua hari sebelumnya.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik 0,44 dolar AS atau 2,7 persen, menjadi menetap pada 16,94 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, naik 0,11 dolar AS atau 0,5 persen menjadi ditutup pada 21,44 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Minyak berjangka menandai kerugian minggu ketiga berturut-turut, dengan Brent berakhir anjlok 24 persen dan WTI turun sekitar tujuh persen.

Check Also

Bank Ina Perdana Catat Peningkatan Kredit 3,7 Persen Jadi Rp 13,15 Triliun Di 2024

MarketNews.id-Bank Ina Perdana (BINA), mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit yang diberikan tumbuh 3,7 persen  secara tahunan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *