Home / Korporasi / BUMN / PLN : Target Pendapatan Diturunkan, Pembayaran Utangpun Minta Ditunda

PLN : Target Pendapatan Diturunkan, Pembayaran Utangpun Minta Ditunda

Marketnews.id Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang paling awal terpapar dari pendemi Covid-19 adalah PT Garuda Indonesia. Kini giliran PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sudah memberikan sinyal akan mengalami penurunan kinerja keuangan dan akan merestrukturisasi utang yang dimilikinya.

Wabah virus korona berdampak pada PT PLN (Persero). BUMN listrik ini memangkas target pendapatan tahun 2020, sehingga perlu menunda pembayaran utangnya.


Kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dirut PLN Zulkifili Zaini melaporkan, pendapatan PLN diperkirakan akan turun menjadi Rp257 triliun rupiah tahun ini, atau melorot 14,6% dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp301 triliun.


“Perkiraan awal kami pendapatan operasional akan berada pada Rp301 triliun. Tetapi dengan penurunan permintaan sebesar 9,7%, [perkiraan pendapatan opersional] menjadi Rp257 triliun,” kata Zulkifli Zaini, seperti dikutip Reuters, Rabu (22/4).
Ia menambahkan, bahwa setiap penurunan 1% dalam permintaan listrik memotong pendapatan PLN sebesar Rp2,8 triliun. Permintaan listrik telah menurun karena penerapan  lockdown  yang bertujuan mengurangi penyebaran virus korona.


Zaini juga mengungkapkan bahwa PLN akan menunda proyek-proyek yang belum menerima pendanaan, dan akan berusaha untuk menunda pembayaran sebagian utangnya.


PLN akan meminta bank untuk menunda pembayaran utang yang jatuh tempo tahun ini, setidaknya sampai tahun depan, serta mengkonsultasikan kepada pemerintah mengenai kewajiban PLN kepada negara.


Data PLN menunjukkan adanya kewajiban jangka pendek sekitar Rp161 triliun yang akan jatuh tempo pada akhir Juni, termasuk pinjaman bank.


Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, Luky Alfirman mengatakan pemerintah berkomitmen untuk mendukung PLN. Ia pun menegaskan bahwa pemerintah berencana untuk mengumpulkan Rp150 triliun untuk membantu perusahaan agar pulih dari dampak ekonomi wabah virus korona.

Dukungan pendanaan tersebut akan mencakup BUMN seperti PLN, tetapi rinciannya masih dibahas.
Bulan lalu, pemerintah memperkirakan subsidi listrik tahun ini akan naik menjadi Rp 59,4 triliun dari Rp54,8 triliun rupiah yang dianggarkan semula, meningkat dari subsidi yang diterima PLN tahun lalu sebesar Rp52,7 triliun.

Pemerintah juga mengumumkan paket stimulus USD24,9 miliar sebagai tanggapan terhadap wabah Covid-19, termasuk untuk diskon dan keringanan keringanan pembayaran listrik, tambahnya.

Check Also

Bank Ina Perdana Catat Peningkatan Kredit 3,7 Persen Jadi Rp 13,15 Triliun Di 2024

MarketNews.id-Bank Ina Perdana (BINA), mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit yang diberikan tumbuh 3,7 persen  secara tahunan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *