Marketnews.id Kereta Cepat Jakarta Bandung ditargetkan beroperasi pada 2021 mendatang. Proyek patungan antara perusahaan nasional, BUMN dan Beijing Yawan HSR Co Ltd selaku perwakilan pemerintah China diharapkan selesai tepat waktu. Mengingat waktu tempuh Jakarta Bandung hanya 46 menit.
Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) Erick Thohir mengakui, wabah virus corona mengganggu pelaksanaan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung. Namun Erick menegaskan proyek ini tidak akan ditunda oleh pemerintah.
“Penduduk Pulau Jawa sangat besar, mencapai ratusan juta orang. Sehingga proyek pembangunan infrastruktur massal seperti kereta cepat ini tidak akan ditunda,” kata Erick dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (30/3).
Erick menambahkan dengan jumlah penduduk yang begitu besar, kebutuhan akan trasportasi massal di masa depan sangatlah penting. Munculnya wabah virus corona membuat ada sebagian proyek pembangunan infrastruktur yang tengah digarap BUMN akan ditunda. Namun Erick memastikan proyek kereta cepat Jakarta – Bandung tak termasuk yang akan ditunda.
Hanya saja, pengerjaan tahapan proyeknya memang mengalami keterlambatan. Mengingat proyek ini menggandeng China sebagai mitra dan menggunakan sejumlah tenaga kerja asing (TKA) dari China, mereka sementara belum bisa masuk ke Indonesia karena wabah virus corona. “Jadi pengerjaannya memang mengalami delay,” tutur Erick.
Sebagaimana diketahui, proyek kereta cepat Jakarta – Bandung digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China ( KCIC ), perusahaan patungan Indonesia dengan China. Investasi yang dibutuhkan dalam proyek ini mencapai USD 6,07 miliar.
Indonesia diwakili oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia memegang 60% saham kepemilikam PT KCIC . Ini terdiri dari PT Wijaya Karya Tbk, PT KAI, PT Perkebunan Nusantara VIII dan PT Jasa Marga Tbk. Sisanya 40% saham PT KCIC dipegang oleh Beijing Yawan HSR Co Ltd selaku perwakilan pihak China.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ) menghentikan sementara proyek ini pada 2 Maret 2020. Penghentian ini dilakukan karena proyek tersebut dinilai bermasalah dalam pengelolaan dampak lingkungan.
Semula kereta cepat Jakarta – Bandung ditargetkan beroperasi pada tahun 2021. Kelak kereta cepat ini mampu menempuh jarak antara dua kota besar ini dalam waktu hanya 46 menit. Estimasinya, dalam sehari kereta cepat ini bisa menampung 109 ribu orang dalam 100 kali perjalanan.