Marketnews.id Optimisme akan membaiknya perekonomian nasional semakin seragam setelah BPS dan lembaga riset lainnya mengeluarkan besaran angka makro ekonomi nasional dalam kuartal pertama tahun ini. Berdasarkan angka tersebut, didukung oleh keadaan ekonomi global eksternal, Pemerintah Indonesia semakin optimistik pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini akan mencapai sekitar 5 persen.
Padahal, hingga kuartal pertama tahun ini, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terkontraksi 0,74 persen. Mampukah dalam sembilan bulan ke depan ekonomi dapat tumbuh minimal 4 persen?
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan terus membaik. Hal itu sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi global yang semakin kuat dan berlanjutnya dorongan kebijakan stimulus.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan untuk mencapai target pemulihan ekonomi, program vaksinasi dan disiplin dalam penerapan protokol Covid-19 menjadi kunci untuk mendukung akselerasi perbaikan permintaan domestik.
Ia memaparkan, perbaikan perekonomian nasional pada triwulan I 2021, terutama didorong oleh kinerja sektor eksternal yang meningkat tajam. Hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang semakin kuat dan akselerasi stimulus fiskal yang berlanjut.
Perekonomian nasional terus menunjukkan tren perbaikan sejak triwulan III 2020. Meskpuun masih mencatatkan kontraksi 0,74% (yoy) pada periode triwulan I 2021, namun lebih baik dari kontraksi triwulan IV 2020 yang sebesar 2,19 persen (yoy).
Lebih jauh Erwin menambahkan, perbaikan ekonomi domestik terjadi pada hampir semua komponen PDB di sisi pengeluaran dan lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran, kinerja ekspor pada triwulan I 2021 tumbuh positif untuk pertama kalinya sejak merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia, sebesar 6,74 persen (yoy), lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya yang terkontraksi 7,21 persen (yoy).
“Perbaikan kinerja ekspor itu terutama ditopang oleh peningkatan permintaan dari negara mitra dagang utama, khususnya Tiongkok dan Amerika Serikat,” ulas Erwin dalam keterangan persnya, Kamis (6/5).
Menurutnya, perkembangan positif pada sektor eksternal dan perbaikan investasi mendorong perbaikan kinerja impor yang tumbuh sebesar 5,27 persen (yoy). Konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 2,96 persen (yoy), sejalan dengan akselerasi realisasi stimulus fiskal dalam bentuk belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial.
Sementara itu, perbaikan konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga masih terbatas. Masing-masing terkontraksi sebesar 2,23 persen (yoy) dan 4,53 persen (yoy), seiring pembatasan mobilitas masyarakat yang berlanjut di sejumlah wilayah.
“Kinerja investasi juga meningkat, tercermin dari kontraksi yang semakin berkurang menjadi 0,23 persen (yoy) dari kontraksi triwulan sebelumnya 6,15 persen (yoy),” sambungnya.
Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja sebagian besar melanjutkan perbaikan, dengan pertumbuhan tertinggi pada LU Informasi dan Komunikasi, LU Pengadaan Air, dan LU Jasa Kesehatan. Secara spasial, perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh seluruh wilayah. Wilayah Sulawesi-Maluku -Papua juga telah kembali tumbuh positif sejak triwulan IV 2020.