Marketnews.id Optimisme sudah mulai merasuk dalam pikiran dan harapan pelaku usaha dan Pemerintah. Dimulainya vaksinisasi dan harapan semakin menurunnya jumlah yang terinfeksi Covid-19, telah membuka harapan dunia usaha akan kembali pulih diakhiri kuartal ketiga tahun ini. Kementerian Perindustrian justru begitu yakin dalam tahun ini sektor usaha industri kimia, farmasi dan tekstil akan tumbuh minimal 10 persen tahun ini.
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan industri farmasi tahun 2021 akan melanjutkan tren positif. Diperkirakan subsektor dari industri kimia, farmasi dan tekstil ( IKFT ) ini akan tumbuh double digit.
Menurut Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam, asumsi positif ini didasarkan pada tren kebutuhan produk-produk farmasi yang justru naik tajam saat pandemi Covid-19. Demi meningkatkan daya tahan tubuh, masyarakat memborong produk farmasi.
“Proyeksi pertumbuhan industri farmasi kita harapkan tumbuh jadi double digit sebab di tahun 2020 lalu di saat banyak industri drop, industri farmasi tetap tumbuh 9,3 persen karena farmasi menjadi salah satu sektor yang justru dibutuhkan masyarakat saat pandemi Covid-19,” kata Khayam dalam diskusi virtual Industri Farmasi, Prioritas Baru Making Indonesia 4.0, Jumat (16/4).
Khayam menambahkan bahwa sub sektor farmasi menjadi motor penggerak utama sektor IKFT . Karena pertumbuhan sektor farmasi yang sangat baik tahun lalu, membuat pertumbuhan sektor IKFT tidak terlalu anjlok dalam.
Lebih lanjut dikatakan bahwa di tahun 2020 lalu sektor IKFT mencatatkan kinerja negatif meski tipis yaitu -1,49 persen. Sementara kontribusi sektor IKFT terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 sebesar 4,48 persen. Kemudian nilai ekspor IKFT mencapai 33,99 persen dari total ekspor nasional.
Karena strategisnya sektor ini, lanjut Khayam, Kemenperin menetapkan sektor tersebut masuk dalam salah satu sektor prioritas untuk terus digenjot pertumbuhannya. Dia berharap kinerja sektor IKFT tahun 2021 dengan ditopang oleh sektor farmasi.
“Kondisi pertumbuhan industri Kimia, Tekstil, dan farmasi 2020 masih mengalami kontraksi minus 1,49 persen tapi itu lebih baik dibanding rata-rata industri pengolahan non-migas minus 2,52 persen,” kata dia.