Marketnews.id Tidak dapat dipungkiri, pendemi Covid-19 telah membuat sektor properti terpapar cukup dalam. Lemahnya daya beli masyarakat, membuat bisnis properti juga harus menahan diri untuk melakukan ekspansi usaha. PT Metropolitan Land Tbk misalnya, harus menurunkan Capex dari Rp 600 miliar jadi Rp225 miliar, karena daya beli yang rendah.
Akibat terdampak pandemi Covid-19, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) melakukan langkah efesiennya, salah satunya dengan merevisi anggaran belanja modal alias (expenditure/capex) tahun ini menjadi Rp 225 miliar.
Menurut Direktur MTLA, Olivia Surodjo capex direvisi karena di awal perseroan berasumsi dengan kondisi normal akan banyak membangun infrastruktur. Adapun, pada awal tahun, MTLA menganggarkan capex sebesar Rp 600 miliar dan akan digunakan untuk menyelesaikan sejumlah proyek. Di antaranya hotel di Majalengka, proyek Hotel Venya Ubud di Bali, akuisisi lahan, dan untuk proyek eksisting.
Tapi melihat kondisi saat ini, MTLA mengestimasikan hingga akhir tahun nanti belanja modal sebesar Rp 225 miliar. Sementara hingga Agustus 2020, Olivia perseroan telah menyerap sebesar Rp 132 miliar. “Sebesar Rp 24 miliar – Rp 25 miliar kami gunakan untuk akuisisi tanah,” jelas Olivia seperti dikutip KONTAN , Senin (28/9).
Dengan pemangkasan capex itu, ia juga menegaskan konstruksi proyek yaitu Royal Venya Ubud dan Hotel Horison Kertajati tetap berjalan. Hanya saja, progresnya diperlambat.
Sebelumnya, MTLA telah memundurkan jadwal selesai Hotel Horison Kertajati menjadi Desember 2020 dari target awal selesai Juni kemarin. Dengan pemangkasan capex tahun ini, MTLA juga belum akan meluncurkan produk baru.
Namun, tahun depan perusahaan telah menyiapkan dua proyek yaitu TOD Cawang dan satu proyek di Gorontalo.
Sebagai informasi MTLA membukukan prapenjualan ( marketing sales ) sebesar Rp 540 miliar hingga Agustus 2020 atau setara 27% dari target marketing sales tahun ini.
Perolehan tersebut terdiri dari marketing sales sebesar Rp 365 miliar dan pendapatan berulang (reccuring income) sebesar Rp 175 miliar. Adapun kontributor terbesar dari penjualan residensial segmen menengah dan menengah bawah dari proyek Metland Cibitung dan Metland Cileungsi.
Hingga tutup tahun, MTLA juga masih akan mengandalkan proyek eksistingnya untuk memperoleh marketing sales . Hal itu disebabkan perusahaan belum meluncurkan proyek baru.
MTLA membidik marketing sales hingga Rp 2 triliun di akhir tahun. Olivia mengaku hingga saat ini manajemen belum secara resmi merevisi target tersebut. Hanya saja, dengan aktualisasi hingga Agustus itu manajemen mengestimasikan perolehan marketing sales hingga tutup tahun nanti sebesar Rp 1,1 triliun sampai dengan Rp 1,2 triliun. Hal tersebut lantaran perusahaan memutuskan untuk menunda rencana penjualan proyek Royal Venya Ubud.