Marketnew.id Sepanjang tahun lalu, PT Bumi Resources Tbk memiliki total produksi batubara sebanyak 86,3 metrik ton. Jumlah ini meningkat 3,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara penjualan mencapai 87,7 metrik ton atau tumbuh 8,8 persen dengan persedian batubara per akhir 2019 sebanyak 3,2 metrik ton.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengungkapkan, pada tahun ini perseroan akan lebih mengoptimalkan kapasitas produksi batubara dengan mengikuti ritme kondisi cuaca, serta meningkatkan konsolidasi dengan seluruh entitas anak usaha.
Strategi bisnis BUMI untuk sepanjang 2020 itu diungkapkan manajemen perseroan dalam Laporan Tahunan 2019 yang dipublikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (17/6) malam. “BUMI juga akan meningkatkan konsolidasi dengan seluruh entitas anak, agar mampu menghasilkan kinerja optimal”.
Manajemen BUMI menilai, secara umum industri pertambangan di 2019 belum mengalami perbaikan, meski ketegangan perang dagang antara AS dan China mulia mereda. Terbukti dengan harga batubara yang belum kembali membaik dan kinerja impor batubara di berbagai negara yang melanjutkan tren penurunan.
Per 31 Desember 2019, harga batubara berjangka ICE Newcastle ditutup pada posisi USD69,05/ton. Sedangkan, Harga Batubara Acuan (HBA) per akhir 2019 tercatat senilai USD66,3/ton. Adapun rata-rata HBA pada Januari-Desember 2019 hanya senilai USD77,89/ton atau menurun dibanding periode yang sama di 2018 yang sebesar USD98,96/ton.
Berdasarkan data Refinitiv, impor batubara bulanan di China pada Desember 2019 tercatat menurun 5,7 juta ton dibandingkan periode yang sama di 2018. Sementara itu, persediaan batubara di pelabuhan utama China bagian utara Caofeidian, Qinhuagndao dan Jingtang berada di posisi 14,3 juta ton per 27 Desember 2019 atau lebih rendah dari periode yang sama di 2018 sebanyak 16,7 juta ton.
Manajemen BUMI menyebutkan, impor batubara Jepang dan Korea Selatan sejak awal Desember 2019 masing-masing tercatat sebanyak 14,8 juta ton dan 10,3 juta ton. “Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama di 2018”.
India sebagai importir batubara terbesar kedua setelah China, pada Desember 2019 jumlah impornya juga menurun menjadi 14,5 juta ton dari 16,1 juta ton. Lantaran total persediaan batubara di berbagai pembangkit listrik di India tercatat mengalami kenaikan menjadi 31,5 juta ton atau setara dengan 18 hari penggunaan.
Produksi batubara di Indonesia selama 2019 mencapai 610 juta ton atau meningkat 9,5 persen (year-on-year). Maka, pencapaian ini tercatat lebih tinggi 24,7 persen dari target produksi yang mengacu pada Rencana Kerja dan Anggaran Belanja ( RKAB ) 2019 sebanyak 489 juta ton. Dari total produksi 610 juta ton itu, realisasi pemanfaatan di domestik sebanyak 138 juta ton.
Manajemen BUMI menyebutkan, sepanjang 2019 total produksi batubara perseroan sebanyak 86,3 metrik ton atau meningkat 3,6 persen (y-o-y). Sedangkan, penjualan batubara mencapai 87,7 metrik ton atau bertumbuh 8,8 persen (y-o-y) dengan jumlah persediaan batubara per 31 Desember 2019 sebanyak 3,2 metrik ton atau lebih tinggi 40 persen dibanding periode yang sama setahun sebelumnya.