MarketNews.id-Danantara kembali raih kepercayaan dari investor. Kali ini datang dari tiga perbankan asing sebesar USD1 Miliar yang akan digunakan buat investasi dan atau akuisisi perusahaan.
Sebelumnya, Danantara telah menjual Patriot Bond Senilai Rp50 Triliun kepada konglomerasi yang ada di negeri ini, sebagai bentuk kepedulian dengan program pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Pengelola dana kekayaan negara, Danantara, telah menyiapkan fasilitas kredit sindikasi multi-mata uang senilai setara US$1 miliar, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut.
Langkah ini dilakukan beberapa bulan setelah lembaga tersebut sempat mendekati bank-bank untuk pendanaan hingga US$10 miliar.
DBS Group Holdings, HSBC Holdings, Standard Chartered, dan United Overseas Bank menjadi penjamin fasilitas kredit bergulir tiga tahun itu, ujar para sumber yang meminta anonimitas karena membahas hal rahasia.
Dana yang diperoleh dari fasilitas tanpa jaminan ini akan digunakan untuk keperluan korporasi umum, termasuk akuisisi dan investasi.
Fasilitas baru ini hadir sekitar lima bulan setelah Danantara meminta proposal pinjaman hingga US$10 miliar dari bank-bank regional dan internasional pada Juni–yang berpotensi menjadi pinjaman terbesar di Asia Tenggara.
Saat itu, Natixis sempat masuk dalam daftar pendek bersama DBS, HSBC , dan Standard Chartered sebagai koordinator, namun bank Prancis tersebut kemudian mengundurkan diri.
Untuk pinjaman dalam dolar AS, Danantara akan membayar bunga 95 basis poin di atas SOFR . Danantara juga dapat meminjam dalam dolar Singapura, euro, pound sterling, dan yen, dengan spread antara 90-100 bps di atas benchmark suku bunga masing-masing.
Fasilitas ini juga memiliki opsi untuk diperbesar hingga US$10 miliar.
Kesepakatan ini menjadi ujian penting bagi lembaga yang baru dibentuk tersebut, yang didapuk Presiden Prabowo Subianto sebagai pilar untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi nasional ke sekitar delapan persen, seperti pada pertengahan 1990-an.
Eksekutif Danantara mengatakan mereka mengawasi hampir 900 BUMN , dengan total aset sekitar US$1 triliun, menjadikannya salah satu sovereign wealth fund terbesar di dunia.
Perwakilan Danantara mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang menggalang fasilitas kredit bergulir dengan empat bank internasional tersebut, dan menegaskan bahwa fasilitas ini bukan utang baru, melainkan alat likuiditas fleksibel yang lazim digunakan institusi investasi global untuk mengatur waktu investasi dan mengoptimalkan arus kas.
Danantara, terus mengakses pasar untuk memperkuat pendanaannya. Bulan lalu, lembaga itu menghimpun Rp50 triliun melalui obligasi “patriot”, menurut dokumen resmi.
Seperti diketahui, Patriot Bond sebagai besar di beli konglomerat yang selama telah banyak mendapat fasilitas Pemerintah.
Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa penerbitan tersebut mendapat komitmen dari beberapa taipan terkaya Indonesia.
Peminjam dalam fasilitas baru ini adalah Danantara Investment Management, unit investasi Danantara, yang berencana memprioritaskan investasi di sektor-sektor strategis domestik seperti mineral kritis, energi terbarukan, energi, dan utilitas, berdasarkan dokumen yang dilihat Bloomberg.
Pada tahap awal, portofolio akan difokuskan pada investasi di pasar publik, disusul pembentukan platform khusus sektor. Dokumen itu juga menunjukkan bahwa nilai aset bisa tumbuh melampaui Rp1.000 triliun pada 2032, termasuk investasi pasar privat.
Danantara telah mengalokasikan Rp50 triliun kepada unit investasi ini, yang juga dapat menerima 40-60% dividen tahunan dari BUMN di bawah pengelolaannya untuk mendanai investasi baru.
MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal