Home / Corporate Action / Sri Mulyani: Covid-19 Telah Memukul Telak Perekonomian Nasional

Sri Mulyani: Covid-19 Telah Memukul Telak Perekonomian Nasional

Marketnews.id Penerimaan negara anjok luar biasa, Sementara kebutuhan belanja sangat besar. Mampukan APBN diamankan dengan tidak mengeluarkan belanja. Sementara utangpun sudah dirancang hingga akhir tahun dengan target utang sekitar Rp1.400 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan perkembangan terbaru asumsi dasar ekonomi makro. Wabah virus corona telah memukul perekonomian Indonesia cukup dalam baik dari sisi permintaan maupun produksi.


“Untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 kita tahu realisasinya 2,97%. Meleset cukup jauh dari proyeksi kita yang semula 4,5%, atau 4,6% sampai 4,7%,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (8/5).


Kondisi ini menunjukkan wabah virus Covid-19 betul – betul telah memukul perekonomian nasional, baik sisi permintaan maupun produksi. Apalagi wabah virus corona yang muncul pada Maret lalu diikuti oleh Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) pada April lalu di berbagai daerah di Indonesia. Akibatnya berbagai aktivitas ekonomi dan sejumlah sektor bisnis cukup terpukul.


“Tingkat permintaan juga mengalami penurunan, termasuk permintaan akan jasa transportasi,” jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menyebut inflasi April sebesar 0,84% atau 2,67% secara tahunan cukup melegakan. Karena ini lebih rendah dari sebelumnya. Namun di satu sisi, ini menjadi peringatan bagi pemerintah karena menunjukkan terjadi penurunan permintaan konsumsi. Ini menunjukkan terjadi penurunan daya beli di masyarakat.


“Sehingga pemerintah memutuskan melakukan ekspansi bantuan sosial (bansos) kepada hampir 60% dari penduduk Indonesia,” tambah Sri Mulyani.


Mengenai nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, per 6 Mei kurs rupiah berada pada level Rp15.157. Sri Mulyani menjelaskan volatilitas kurs rupiah mulai mereda pada April. Dibanding bulan Maret, kurs rupiah relatif lebih stabil.


Tingkat suku bunga SPN-3 bulan, dalam lelang terakhir 28 April 2020 mencapai 3,5%. Sementara harga minyak mentah Indonesia berada pada level USD 22,62 dolar per barrel.

Dia menuturkan, untuk konsumsi makanan dan kesehatan masih tumbuh positif tapi barang konsumsi lain seperti pakaian dan alas kaki mencatatkan penurunan permintaan.

Menghadapi tantangan tersebut, lanjut Sri Mulyani, strategi pemerintah yakni dengan menjaga agar masyarakat khususnya yang di lapisan paling bawah harus mendapat dukungan.

“Jadi ekspansi bantuan sosial sampai 60% masyarakat indonesia itu akan dilakukan. Kalau situasi Covid-19 masih meningkat, kita harus menerima dampak ekonomi dan sisi konsumsinya akan tertekan. Jadi pelaksanaan bansos yang sudah saya sampaikan mestinya bisa di-cover, nilainya hampir Rp65 triliun,” ujarnya.

Kendati ada dana bansos yang nilainya hampir Rp65 triliun tersebut, Sri Mulyani mengatakan tingkat konsumsi masih akan mengalami penurunan pada periode April – Juni 2020.

“Ekonomi masih akan tumbuh 2,3%, kalau lebih buruk -0,5. Kita masih punya 3 kuartal,” katanya.

Dia menuturkan, dalam kondisi saat ini di mana penerimaan negara turun sangat besar dan kebutuhan belanja cukup besar, upaya untuk mengamankan APBN dapat dilakukan dengan tidak mengeluarkan belanja.

Akan tetapi, mengingat APBN harus tetap ekspansi, pemerintah akan melakukan konsolidasi fiskal, penerimaan harus digenjot terus dan belanjanya ditekan. Dalam mengelola keuangan negara, selalu saya tekankan,  fiskal adalah instrumen bukan tujuan.”


Check Also

Kilang Pertamina Internasional (KPI) Raih Sertifikasi Internasional

MarketNews.id-PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *