MarketNews.id- Fenomena aksi peretasan pada wahana perdagangan saham kian marak terjadi, Sehingga berapa investor memutuskan untuk berhenti bertransaksi terlebih dahulu sampai kasusnya diselesaikan.
Menurut investor sekaligus pemateri investasi, Anna Lia Setiawan CSA, CTA bahwa setelah dia membeberkan pengalaman di kanal asuhan Leon Hartono banyak investor lain juga yang menyampaikan pengalaman pahitnya.
“Perlu aku sampaikan bahwa bukan hanya aku yang terkena modus ini terjadi pada aplikasi sekuritas aku saja, tapi banyak aplikasi lainnya dengan cara penyelesaian berbeda,” kata Anna dalam media sosialnya dikutip, Senin 22 September 2025.
Anna sangat menghargai sikap dan tindakan yang diambil oleh pramuniaga Anggota Bursa (AB) penyedia wahana (aplikasi) perdagangan saham yang digunakannya.
“Sales aku sudah mendampingi sejak hari pertama kejadian sampai sekarang tapi kewenangan terbatas,” kata dia.
Sedangkan pihak manajemen AB tersebut, kata dia, telah mengakui ada upaya untuk masuk ke akun investasi sahamnya.
Tapi manajemen sekuritas masih perlu waktu untuk mengurus kasus ini ke pihak pihak terkait dalam kasus ini.
“Jadi aku beri waktu lagi kepada mereka untuk penyelesaian kasus ini. Aku menghargai sikap manajemen sekuritas ini. Kami juga membicarakan berapa pilihan penyelesaian kasus ini.
Dengan pengalaman ini, dia belum kapok investasi saham sebab sudah 10 tahun menjalaninya. Apalagi aku tergolong pemateri investasi dengan menjadi pembicara pada seminar investasi.
“Cuman saat ini untuk trading dan investasi di Indonesia off dulu ya untuk sementara ini, sebab butuh pemulihan dari sisi mental, butuh waktu lah,”ujar dia.
Pasalnya, dia masih melihat potensi pasar saham di Indonesia sangat besar. Sehingga dia berharap AB bisa menciptakan ekosistem yang baik.
“Karena yang terjadi padanya bukan over trade tapi ini karena ini sistem, jadi kita sama sama benahi sistem agar lebih aman lagi,” kata dia.
Sebelumnya dia menceritakan menceritakan pengalaman pahit menjadi korban perestasan akun investasinya pada tanggal 4 September 2025.
“Transaksi itu terjadi 600 kali dalam 2 jam diluar kendali gua. Ini menurut pendapat gua yang bukan orang IT seharusnya itu transaksi yang mencurigakan kok AB tidak bisa melindungi nasabahnya,” ungkap Anna dalam bincang pada kanal Theoverpost asuhan Leon Hartono dikutip, Rabu 17 September 2025.
Akibatnya, Anna kehilangan aset senilai Rp160 juta atau 90 persen dari total aset investasinya pada akun AB tersebut. Padahal Anna menempatkan investasinya pada BBRI, BBCA dan BMRI.
Berdasarkan dugaan dia, sebagai orang awam di bidang IT hal itu dilakukan peretas untuk menciptakan transaksi seperti istilah umumnya ‘makan kanan jual kiri’ dan sebaliknya.
“Jadi setiap ada transaksi yang dilakukan peretas pasti ada lawannya. Disnilah fungsi KSEI dan KPEI bisa memeriksa siapa lawan transaksi peretas itu,” tutur dia.
Abdul Segara