MarketNews.id-Amman Mineral Internasional (AMMN), membukukan peningkatan penjualan 30,9 persen secara tahunan menjadi USD2,644 miliar pada tahun 2024.
Penopangnya, penjualan tembaga meningkat 4,4 persen secara tahunan menjadi USD1,198 miliar sebagai buah penjualan 288 juta pon tembaga. Produksi tembaga sendiri tercatat naik 27 persen secara tahunan menjadi 395 juta pon tembaga.
Bahkan penjualan emas naik 65,5 persen secara tahunan menjadi USD1,465 miliar dari hasil penjualan 611.262 ons emas. Sedangkan produksi emas naik 73 persen menjadi 802.749 ons emas.
Walau beban pokok penjualan bengkak 16,5 persen secara tahunan menjadi USD1,318 miliar. Tapi laba kotor tetap naik 49,2 persen secara tahunan menjadi USD1,345 miliar. Sejalan, laba operasional naik 54,3 persen secara tahunan menjadi USD1,184 miliar.
Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie melaporkan laba bersih USD636,89 juta pada akhir tahun 2024. Hasil ini melonjak 152,3 persen dibanding tahun 2023 yang tercatat USD252,14 juta.
Sehingga laba per saham terkerek ke level USD0,00878 per lembar pada akhir Desember 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level USD0,00367 per helai.
Pada gilirannya, saldo laba tumbuh 26,03 persen secara tahunan menjadi USD3,079 miliar. Hal itu mendongkrak total ekuitas 13,2 persen secara tahunan menjadi USD5,248 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2024 telah audit emiten tambang emas dan tembaga milik keluarga Panigoro dan Grup Salim pada laman BEI, Kamis 20 Maret 2025.
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 31,6 persen secara tahunan menjadi USD5,873 miliar pada akhir tahun 2024.
Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto menargetkan produksi konsentrat 430 ribu metrik ton. Dari produksi itu diharapkan menghasilkan 228 juta pon tembaga dan 90 ribu ons emas.
“ Panduan produksi kami tergantung pada perkiraan bijih yang ditambang dan konsentrat yang dihasilkan,” tulis Arief dalam keterangan resmi.
Lebih lanjut dia merinci belanja modal tahun 2025 untuk smelter dan PMR senilai USD22 juta. Lalu untuk CCP LNG, dan Fasilitas T&D USD226 juta.
Berikutnya, belanja modal untuk expansi pabrik konsentrator senilai USD573 juta. Untuk Infrastruktur pendukung USD26 juta dan belanja modal pemeliharaan USD182 juta.
Abdul Segara