MarketNews.id-Dian Swastatika Sentosa (DSSA), mengalami penyusutan pendapatan sedalam 39,8 persen secara tahunan menjadi USD3,017 miliar pada akhir tahun 2024.
Pasalnya, pendapatan dari lini usaha pertambangan dan perdagangan batu bara anjlok 40,6 persen secara tahunan menjadi USD2,773 miliar.
Senasib, pendapatan dari lini usaha perdagangan amblas 57,2 persen secara tahunan menjadi USD89,996 juta.
Demikian juga dengan pendapatan dari lini usaha penyediaan tenaga uap dan listrik yang turun merosot 75,8 persen secara tahunan sisa USD9,738 juta.
Walau beban pokok penjualan turun 39,1 persen secara tahunan menjadi USD1,789 miliar. Tapi laba kotor tetap terpangkas 40,7 persen secara tahunan menjadi USD1,228 miliar. Seirama, laba usaha anjlok 49,7 persen secara tahunan menjadi USD650,73 juta.
Presiden Direktur DSSA, L Krisnan Cahya melaporkan laba bersih senilai USD309,08 juta pada akhir tahun 2024. Nilai tersebut turun 27,46 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai USD426,17 juta.
Dampaknya, laba bersih per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk melorot ke level USD0,05 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level USD0,06 per helai.
Pada gilirannya, saldo laba belum ditentukan penggunaanya bertambah 19,5 persen secara tahunan menjadi USD2,161 miliar. Sehingga total ekuitas naik 12,9 persen secara tahunan menjadi USD1,943 miliar pada akhir tahun 2024.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2024 telah audit emiten salah satu induk usaha Grup Sinarmas pada laman BEI dikutip Jumat 21 Maret 2025.
Sementara itu, jumlah kewajiban meningkat 30,4 persen secara tahunan menjadi USD1,751 miliar pada akhir Desember 2024.
Adapun rasio keuangan penting lainnya seperti gross profit margin 40,7 persen; ROA 14,7 persen; ROE 27,9 persen; rasio kewajiban dibanding ekuitas 90,1 persen; rasio kewajiban dibanding aset 47,4 persen, dan current ratio 233,1 persen.
Abdul Segara