MarketNews.id-PT Smartfren Telecom Tbk(IDX:FREN) mencatatkan rugi bersih sedalam Rp253,41 miliar pada kuartal I 2024, atau menyusut 33,2 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp379,98 miliar.
Dampaknya, defisit atau akumulasi rugi kian menghujam 0,99 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp25,293 triliun pada akhir Maret 2024.
Padahal Presiden Direktur FREN, Merza Fachys melaporkan pendapatan usaha sebesar Rp2,778 triliun pada kuartal I 2024. Hasil itu tumbuh 0,14 persen dibanding kuartal I 2023 yang tercatat Rp2,774 triliun.
Rinciannya, pendapatan jasa telekomunikasi data meningkat 0,98 persen secara tahunan menjadi Rp2,469 triliun pada kuartal I 2024. Bahkan, pendapatan jasa telekomunikasi selain data naik 58,4 persen secara tahunan menjadi Rp103,74 miliar.
Tapi jasa interkoneksi turun 38,3 persen secara tahunan menjadi Rp66,625 miliar pada kuartal I 2024. Senasib, pendapatan lain lain merosot 11,5 persen secara tahunan menjadi Rp138,62 miliar.
Sayangnya, beban usaha bengkak 2,6 persen secara tahunan menjadi Rp2,719 triliun pada kuartal I 2024. Sehingga laba usaha terpangkas 52,4 persen secara tahunan tersisa Rp59,021 miliar.
Terlebih, beban bunga dan keuangan naik 18,2 persen secara tahunan menjadi Rp318,67 miliar pada akhir Maret 2024. Selain itu, FREN menderita rugi kurs Rp38,309 miliar pada kuartal I 2024. Sedangkan kuartal I 2023 justru meraup keuntungan kurs Rp244,25 miliar. Dampaknya, FREN menderita rugi sebelum pajak sedalam Rp194,82 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2024 dengan penelaahan terbatas emiten telekomunikasi grup Sinarmas ini yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 31 Mei 2024.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 1,36 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp28,957 triiun pada akhir Maret 2024.
Pada sisi lain, total ekuitas menyusut 1,5 persen secara tahunan menjadi Rp15,422 triliun pada akhir Maret 2024.
Abdul Aziz