MarketNews.id PT Sepatu Bata Tbk (BATA) melaporkan penjualan Rp113,45 miliar pada kuartal I 2024, atau turun 16,9 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp136,08 miliar.
Walau beban pokok penjualan dapat ditekan sedalam 0,24 persen secara tahunan menjadi Rp90,36 miliar. Tapi laba kotor tetap terpangkas 40,4 persen secara tahunan tersisa Rp33,097 miliar pada akhir Maret 2024.
Sedangkan beban usaha dapat ditekan 55,4 persen secara tahunan menjadi Rp37,889 miliar pada kuartal I 2024. Tapi perusahaan produsen alas kaki ini tetap mengalami rugi usaha Rp4,79 miliar pada kuartal I 2024.
Terlebih, beban keuangan melonjak 507 persen secara tahunan menjadi Rp9,056 miliar pada kuartal I 2024. Akibatnya, rugi sebelum pajak penghasilan menyentuh Rp13,633 miliar pada akhir Maret 2024.
Tak heran BATA mencatatkan rugi bersih sedalam Rp13,858 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun 2024, atau menyusut 49,07 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang menyentuh Rp27,145 miliar.
Dampaknya, saldo laba belum ditentukan penggunaannya berkurang 12,4 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp97,136 miliar pada akhir Maret 2024.
Presiden Direktur BATA, Anirban Asit Kumar Ghosh menyatakan, kegiatan operasional BATA dipengaruhi oleh melemahnya permintaan pasar dalam negeri pasca pandemi Covid-19 dan ketatnya persaingan di pasar alas kaki.
Hal itu memicu BAT menderita rugi tahun berjalan sebesar Rp6,5 miliar periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2024. Dampak berikutnya, nilai kewajiban jangka pendek yang melebihi aset lancarnya sebesar Rp50,3 miliar pada tanggal tersebut.
“Kemampuan BATA untuk melanjutkan kelangsungan usahanya bergantung pada kemampuannya untuk mengelola modal kerja yang tersedia untuk dapat memenuhi kewajiban yang jatuh tempo secara tepat waktu, untuk memperoleh pembiayaan tambahan yang mungkin diperlukan, dan untuk dapat mencapai operasi yang sukses untuk membuat keuntungan,” tulis Kumar dalam laporan keuangan kuartal I 2024 yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI), Kamis 30nMei 2024.
Pada saat yang sama, Kumar menyampaikan, BATA berencana berencana meremajakan toko agar lebih menarik dan meningkatkan lalu lintas pelanggan di semua gerai. Memperkuat harga jual rata-rata melalui koleksi produk eksklusif dengan margin lebih tinggi, dan melakukan restrusturisasi agar efisien dalam mengelola biaya operasional.
Dia juga melaporkan BATA telah menyelesaikan proses pemutusan kontrak kerja, dan membayar pesangon pemutusan kontrak kerja kepada karyawan yang terkena dampaknya sebesar Rp16,7 miliar sampai dengan tanggal 15 Mei 2024, dan dampak tersebut akan dicatat pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024.
Abdul Aziz