Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Proyeksikan Bakal Raih Laba Rp6,3 Triliun Di Akhir 2023

Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Proyeksikan Bakal Raih Laba Rp6,3 Triliun Di Akhir 2023

MarketNews.id Darah optimisme mulai mengalir deras di manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Hingga akhir 2023, manajemen GIAA dibawah komando Irfan Setiaputra optimistik bakal meraup laba bersih hingga Rp 6,3 triliun. Laba ini akan terus naik dalam tiga tahun ke depan lantaran, biaya sewa pesawat dapat dihemat hingga 50 persen. Jelas sudah, mengapa sebelumnya GIAA selalu alami kerugian karena bayar sewa terlalu mahal.

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), memproyeksikan laba yang bakal diraih maskapai penerbangan ini akan terus meningkat secara beruntun hingga tiga tahun ke depan, diekspektasikan beruntun terjadi pada tahun-tahun berikutnya.

Pada 2024, emiten maskapai pelat merah tersebut diramal meraup laba sebesar US$ 589 juta, kemudian pada 2025 mencatatkan laba sebesar US$ 631 juta, dan pada 2026 diperkirakan mencetak laba sebesar US$ 647 juta.

Proyeksi mentereng kinerja GIAA ini didukung oleh sejumlah faktor. Khusus untuk 2023, Manajemen Garuda meyakini, adanya faktor jumlah penumpang yang bakal meningkat sebesar 60 persen berkat restrukturisasi utang yang dilakukan pada akhir 2022 dan upaya perseroan dalam menekan biaya sewa pesawat.

Faktor penopang lainnya, disiasati dari fokus perseroan untuk menambah penerbangan pada rute-rute yang menguntungkan seperti Jakarta-Singapura dan Jakarta-Bali. Sedangkan, rute penerbangan yang kurang menguntungkan seperti Jakarta-Amsterdam akan dikuragi dari semula tiga penerbangan seminggu menjadi sekali penerbangan seminggu.

Dari situ, manajemen optimistis performa GIAA pada semester kedua 2023 akan tumbuh. Belum lagi, faktor dari musim liburan kenaikan kelas, perjalanan umroh, serta periode puncak seperti Natal dan Tahun Baru.

Perihal Umrah, perseroan juga terus mengoptimalkannya dengan menambah penerbangan dari berbagai kota besar di Indonesia. Ditambah lagi, perseroan akan kedatangan tiga dari lima pesawat narrow body yang sudah dipesan sejak akhir kuartal III-2023.

Kinerja apik GIAA setidaknya sudah terefleksi pada kuartal II lalu, di mana perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar US$33.6 juta, turn around daripada kerugian sebesar US$ 110 juta yang dialami pada kuartal sebelumnya.

Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, setelah restrukturisasi, Garuda mampu menekan harga sewa pesawat sekitar 30 persen hingga 50 persen. Praktis, perseroan kini hanya membayar biaya sewa pesawat sesuai durasi pemakaian pesawat kepada lessor.

Check Also

OJK Tegur PT Sunson Textile Manufaktur Tbk (SSTM), Lakukan Pelanggaran Ringan

MarketNews.id- Pengawas pasar modal (OJK), menjatuhkan sanksi administrasi berikut perintah tertulis kepada Sunson Textile Manufactur …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *