MarketNews.id Sepekan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedikit alami peningkatan dibanding pekan sebelumnya, meskipun sebagian besar indikator utama alami penurunan. Pekan depan pasar diprediksi akan alami pelemahan dampak dari belum jelasnya perekonomian AS akibat ancaman default surat utang yang akan jatuh tempo pada awal Juni mendatang.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, selama periode tanggal 15 sampai dengan 19 Mei 2023 ditutup bervariasi. IHSG mengalami penurunan 0,11 persen, yaitu pada posisi 6.700,561 dari posisi 6.707,763 pada pekan lalu.
Di sisi lain, P.H Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Aulia Noviana Utami Putri mengatakan kapitalisasi pasar Bursa juga turun 0,18 persen menjadi Rp9.504,018 triliun dari Rp9.521,038 triliun pada penutupan pekan lalu.
“Peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa selama sepekan sebesar 10,26 persen menjadi 21.011 miliar saham dari 19.055 miliar saham dari pekan sebelumnya,” katanya, di kutip Sabtu 20 Mei 2023.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami penurunan sebesar 1,43 persen menjadi Rp10,018 triliun dari Rp10,164 triliun pada pekan sebelumnya.
Selanjutnya, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami penurunan sebesar 7,52 persen menjadi 1.270.046 dari 1.373.328 transaksi pada sepekan sebelumnya.
Investor asing pada 19 Mei 2023 juga mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,04 triliun dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp17,014 triliun.
Adapun sentimen dari luar negeri menyoroti para pemimpin Kelompok Tujuh pada Sabtu 20 Mei 2023 menyetujui inisiatif baru untuk melawan ancaman ekonomi atau economic coercion, dan menjanjikan tindakan untuk memastikan bahwa setiap aktor yang mencoba mempersenjatai ketergantungan ekonomi akan gagal dan menghadapi konsekuensi.
Selain itu, deadlock negoisasi utang antara Pemerintahan Biden dan partai Republik yang hadapi jalan buntu, memancing spekulasi semakin liar dimana FED akan kembali menaikan tingkat bunga. Dampak pasar global dikhawatirkan masih mempengaruhi perdagangan saham di BEI pekan depan.
Mengutip Reuters, prakarsa tersebut yang disebut Coordination Platform on Economic Coercion akan menggunakan peringatan dini dan berbagi informasi cepat tentang ancaman ekonomi dengan pertemuan anggota secara teratur untuk konsultasi.