MarketNews.id PMI manufaktur masih ekpansif dalam 20 bulan berturut-turut. Indikasi ini membuat optimisme dunia usaha ke depan akan lebih baik atau setidaknya ekonomi relatif stabil tidak alami kemunduran.
Penguatan aktivitas produksi tercermin pada pembelian barang yang terus meningkat. Peningkatan produksi juga ditandai dengan pembukaan lapangan kerja yang ikut naik. Secara umum sentimen bisnis pada sektor manufaktur tetap menunjukkan optimisme yang kuat dan tertinggi sejak November tahun lalu.
Sektor manufaktur Indonesia secara konsisten mengalami ekspansi dalam 20 bulan berturut-turut hingga April 2023 dan menguat ke level 52,7. Sebelumnya pada Maret sebesar 51,9.
“Penguatan PMI manufaktur didorong oleh permintaan dalam negeri yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan selama Hari Besar Keagamaan Nasional ( HBKN ) Ramadan dan Idulfitri,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, dalam keterangan tertulis, Rabu 3 Mei 2023.
Penguatan aktivitas produksi tercermin pada pembelian barang input untuk memenuhi permintaan tersebut. Peningkatan produksi juga ditandai dengan pembukaan lapangan kerja yang turut meningkat. Namun demikian, seiring dengan perlambatan ekonomi global, permintaan ekspor diindikasikan masih moderat.
Secara keseluruhan, sentimen bisnis pada sektor manufaktur tetap menunjukkan optimisme yang kuat dan tertinggi sejak November 2022. Produsen memandang prospek pertumbuhan jangka pendek masih relatif baik untuk mendorong output produksi mereka di masa depan.
“Dengan optimisme ini, perkembangan pertumbuhan permintaan yang berkelanjutan perlu dijaga untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan memberikan bantalan yang kuat dalam menghadapi risiko gejolak ekonomi global,” jelas Febrio.
Sementara itu, selama masa HBKN Ramadan dan Idulfitri, laju inflasi dapat dikendalikan. Inflasi tercatat sebesar 4,33 persen (yoy) pada April 2023, lebih rendah dari angka Maret 2023 yang mencapai 4,97 persen (yoy).
Angka ini juga lebih rendah jika dibandingkan inflasi HBKN Ramadan dan Idulfitri 2022 lalu. Terkendalinya inflasi didukung oleh terjaganya pergerakan harga bahan pangan serta menurunnya inflasi inti dan administered price.
Inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) turun tajam dari angka Maret 2023 yang mencapai 5,83 persen (yoy) menjadi 3,74 persen (yoy) pada April 2023. Langkah-langkah pengendalian harga pangan dilakukan melalui kebijakan operasi pasar, gelar pangan murah, pemantauan stok pasar dan distributor, serta kebijakan fasilitasi distribusi yang melibatkan Pemerintah Pusat dan Daerah bersama dengan BUMN pangan dan asosiasi pedagang pangan.
Terkendalinya inflasi pangan ini juga didukung melimpahnya stok seiring panen raya padi dan komoditas hortikultura sepanjang Maret dan April. Ke depan, Pemerintah terus berfokus untuk menjaga ketersediaan pangan, terutama adanya risiko ancaman El Nino yang berpengaruh pada produktivitas pangan.
Melambatnya inflasi secara umum juga dipengaruhi oleh penurunan inflasi kelompok inti dan harga diatur pemerintah (administered price). Inflasi inti April 2023 mencapai 2,83 persen (yoy), sedikit melambat dibandingkan Maret 2,94 persen (yoy).
Seluruh kelompok pengeluaran mengalami penurunan inflasi, kecuali kelompok pakaian dan alas kaki. Sementara itu, inflasi administered price juga mengalami perlambatan 11,56 persen (yoy) pada Maret dan menurun pada April mencapai 10,32 persen (yoy).
Kebijakan transportasi/angkutan pada masa Idulfitri 2023 mengalami peningkatan kualitas meskipun pergerakan Idulfitri meningkat 45 persen lebih tinggi dibandingkan Idulfitri 2022. Pemerintah terus melakukan antisipasi, termasuk dalam pengaturan tarif angkutan, penyiapan ketersediaan moda transportasi, serta rekayasa lalu lintas pada arus mudik 2023.
Menurunnya tingkat inflasi menunjukkan bahwa langkah antisipasi Pemerintah dalam mengatasi potensi gejolak harga pada HBKN Ramadan dan Idulfitri terus menunjukkan peningkatan kualitas, terutama dalam menciptakan sinergi kebijakan Pusat dan Daerah.
“Pemerintah terus melakukan upaya terintegrasi dalam melakukan intervensi harga dan pasokan sebagai langkah antisipasi terjadinya gejolak harga akibat permintaan yang melonjak. Program penyaluran bantuan pangan nasional juga turut menjaga daya beli masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan. Komitmen pengendalian inflasi terus diupayakan guna mendukung pencapaian inflasi sesuai dengan target 2023,” tutup Febrio.