MarketNews,id Kinerja usaha turun signifikan yang dialami oleh PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) membuat manajemen AALI harus mempersiapkan strategi baru termasuk membelanja capex dan optimalisasi penjualan komersil yang agresif baik untuk domestik maupun pasar ekspor. Selain itu emiten sawit ini sedang menyelidiki tuntutan dari LSM atas adanya laporan pelanggaran yang dilakukan oleh anak usaha AALI.
Sepanjang Kuartal I-2023, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) cuma membukukan laba bersih senilai Rp224,72 miliar atau anjlok hingga 53,52 persen dibanding periode yang sama di 2022 sebesar Rp483,45 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Selasa 25 April 2023, jumlah pendapatan AALI selama tiga bulan pertama tahun ini senilai Rp4,76 triliun atau turun 27,66 persen dibanding capaian di Kuartal I 2022 yang mencapai Rp6,58 triliun.
Meski di sepanjang Kuartal I-2023 AALI bisa menekan beban pokok pendapatan sebesar 23,97 persen (year-on-year) menjadi Rp4,25 triliun, namun laba bruto di sepanjang 2023 masih tercatat anjlok 48,72 persen (y-o-y) menjadi Rp509,88 miliar.
Adapun jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang dicatatkan AALI di Kuartal I-2023 tercatat Rp306,81 miliar atau melorot 56,7 persen dibanding periode yang sama di 2022 sebesar Rp708,64 miliar.
Dengan adanya beban pajak penghasilan di Kuartal I-2023 yang sebesar Rp77,23 miliar, maka laba periode berjalan AALI menjadi Rp229,58 miliar atau anjlok 54,6 persen (y-o-y). Sedangkan, besaran laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di Kuartal I-2023 senilai Rp224,72 miliar atau ambles 53,52 persen (y-o-y).
Hingga 31 Maret 2023, AALI terpantau bisa menekan jumlah liabilitas sebesar 1,57 persen menjadi Rp6,9 triliun dari Rp7,01 triliun pada 31 Desember 2022. Sementara itu, total ekuitas per akhir Kuartal I-2023 tercatat Rp22,49 triliun atau naik 1,24 persen dibanding per akhir Desember 2022 yang sebesar Rp22,24 triliun.