MarketNews.is Keberhasilan Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di kuartal pertama 2023 dalam meraih laba dan meningkatkan pertumbuhan kredit, akan dilanjutkan dalam kuartal selanjutnya. Prioritas di segmen bisnis pada debitur top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor prospektif termasuk segmen konsumer akan jadi fokus perseroan dalam mendulang laba lewat penyaluran kredit.
Penyaluran kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) di kuartal I 2023 tumbuh 7,2 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) atau mencapai Rp634,3 triliun.
Pertumbuhan kredit itu berimbas pada kinerja positif terhadap laba bersih perseroan pada periode tersebut. Tercatat laba bersih kuartal I sebesar Rp5,2 triliun atau tumbuh 31,8 persen YoY.
“Kami bersyukur kinerja kuartal I 2023 ini dapat diawali dengan baik yang tentunya akan membuat kami semakin optimis untuk membukukan kinerja yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” kata Wakil Direktur Utama BBNI, Adi Sulistyowati dalam konferensi pers virtual, Selasa 18 April 2023.
Pertumbuhan kredit diyakini akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Di tengah peningkatan kredit, BBNI akan fokus menjaga tingkat kredit macet. Diyakini NPL (non performing loan/ kredit macet) akan berada di bawah level 2,5 persen hingga akhir tahun.
“NPL akan terus membaik di bawah 2,5 persen sehingga kualitas aset akan lebih tangguh. Oleh karena itu kami optimis dapat membukukan profitabilitas yang baik,” lanjutnya.
Hingga kuartal I 2023, rasio profitabilitas perseroan kian membaik yang tercermin dari rasio Return on Average Equity ( ROAE ) yang meningkat dari 14,3 persen di kuartal I 2022 menjadi 15,5 persen.
Sementara itu pre-tax Return on Asset (ROA) yang juga meningkat dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen.
“Kami kedepankan aspek prudential dan kami optimis bisa menjaga kredit tahun ini sebesar 10 persen (tumbuh) karena proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional relatif resilience di banding negara lain,” lanjutnya.
Untuk menggenjot tingkat penyaluran kredit, perseroan melanjutkan strategi untuk tumbuh pada segmen-segmen prioritas, yaitu kepada debitur top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor industri prospektif. Selain itu segmen konsumer.
Lebih lanjut, kinerja pertumbuhan kredit pada kuartal I 2023 didorong oleh segmen korporasi swasta yang tumbuh 21,2 persen YoY menjadi Rp234 triliun. Kemudian diikuti oleh segmen enterprise atau Large Commercial yang meningkat 13,2 persen YoY menjadi Rp52,2 triliun. Lalu Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 7,8 persen YoY menjadi Rp50,1 triliun.
Sementara, segmen konsumer secara keseluruhan tumbuh 11,9 persen YoY menjadi Rp113,4 triliun, dengan personal loan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi mesin pertumbuhan dengan masing-masing meningkat 19,2 persen YoY menjadi Rp44,5 triliun dan tumbuh 8 persen YoY menjadi Rp54,5 triliun.