MarketNews.id Dalam dua tahun terakhir, emiten baru yang masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) rata rata ada 50-70 emiten. Pada 2023 ini, diperkirakan jumlahnya tidak akan jauh berbeda dari tahun lalu. Tapi hingga pekan ketiga bulan Januari ini setidaknya ada 45 calon emiten yang sudah masuk dalam antrian emiten akan masuk BEI dengan dana perolehan sekitar Rp49,5 Triliun.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 19 Januari 2023 terdapat total 45 calon emiten akan menggelar penawaran umum perdana ( initial public offering /IPO) dan masuk pipeline pencatatan ( listing ) saham di BEI. Perkiraan dana yang dihimpun dari IPO tersebut sebesar Rp 49,5 triliun.
Klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham, antara lain berasal dari sektor barang baku ( basic materials ) sebanyak lima perusahaan dan barang konsumen non-primer ( consumer cyclicals ) delapan perusahaan.
Selanjutnya, ada satu perusahaan dari sektor barang konsumen primer ( consumer non-cyclicals ) yang akan listing di BEI juga, serta tiga perusahaan dari sektor energi.
Daftar listing saham selanjutnya juga berasal dari sektor keuangan ( financial ) sebanyak dua perusahaan dan sektor kesehatan empat perusahaan. Kemudian, dua perusahaan dari sektor industrials , tiga perusahaan dari sektor infrastructures , tiga perusahaan dari sektor properties & real estate , delapan perusahaan dari sektor technology , enam perusahaan dari sektor transportation & logistic.
“Perusahaan pada sektor barang konsumen non-primer dan teknologi paling banyak pada pipeline pencatatan saham. Sedangkan sisanya tersebar pada sektor lain,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Jumat 20 Januari 2023.
Nyoman juga menyebutkan, beberapa di antara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Mereka adalah dua perusahaan pada sektor energi, satu perusahaan pada sektor keuangan, dan satu perusahaan pada sektor barang baku.
Saat ini terdapat 11 perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk ( BSMT ) dan PT Pelita Teknologi Global Tbk ( CHIP ). Ada pula PT Wijaya Cahaya Timber Tbk ( FWCT ), PT Haloni Jane Tbk ( HALO ), dan PT Hillcon Tbk ( HILL ).
Rencana IPO yang sudah masuk sistem elektronik tersebut juga meliputi PT Aviana Sinar Abadi Tbk ( IRSX ), PT Jasa Berdikari Logistics Tbk ( LAJU ), dan PT Hassana Boga Sejahtera Tbk ( NAYZ ). Terakhir, ada PT Solusi Kemasan Digital Tbk ( PACK ), PT Vastland Indonesia Tbk ( VAST ), dan PT Penta Valent Tbk ( PEVE ).
“Sampai 19 Januari 2023, perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia berjumlah delapan perusahaan,” jelas Nyoman.
.