MarketNews.id – Memasuki pekan kedua Oktober kilau emas tak kian benderang, setelah terpuruk sepanjang pekan lalu, Senin 10 Oktober 2022 harganya tak kunjung membaik. Pada pembukaan perdagangan Senin hari ini, harga emas batangan di Pegadaian masih stagnan. Salah-salah bisa menurun. Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pekan ini bisa membawa emas dunia merosot.
Melansir data situs Pegadaian, Senin, 10 Oktober 2022 pagi ini, Emas Antam standar biasa berukuran 1 gram seharga Rp 982.000/batang. Sedang emas Antam retro dan batik ukuran sama dihargai Rp 941.000/batang dan Rp 1.137.000/batang. Semua harga itu sama dengan Jumat pekan lalu.
Sementara di pasar spot internasional pada Senin 10 Oktober 2022 pagi harga emas berada di posisi USD 1.698,82 per Toz. Nilai ini menguat tipis (0,25%) dibanding perdagangan terakhir pekan lalu.
Akankah sedikit penguatan itu adalah angin segar setelah emas terpuruk pekan lalu? Bukankah dalam sepekan lalu harga emas masih melandai 0,02% secara point to point dan melemah 1%, malah anjlok 3,1% dalam setahun?
Pekan ini emas cenderung masih akan tetap gunjang ganjing malah merosot. Pertengahan pekan ini Biro Statistik AS akan merilis data inflasi Amerika Serikat (AS) September 2022 dan The Federal Reserve (The Fed) akan merilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Lazimnya data inflasi dan risalah The Fed itu akan langsung membuat harga emas gonjang ganjing.
Kedua data tersebut akan menjadi pegangan investor mengenai arah The Fed ke depan. Jika inflasi AS lebih kencang dari Agustus (8,3% yoy) dan risalah The Fed masih menunjukkan sinyal hawkish, harga emas hampir pasti akan tenggelam.
Sebaliknya, jika inflasi melandai cukup dalam maka ada harapan emas akan menguat.
Seperti diketahui, data inflasi menjadi salah satu pertimbangan utama The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya. Jika inflasi masih tinggi, The Fed diperkirakan masih akan melanjutkan kebijakan hawkishnya dalam waktu lama.
Sepanjang tahun ini, emas sangat terpengaruh oleh data ekonomi AS dan kebijakan The Fed. Emas selalu ambruk setiap kali inflasi AS melonjak. Emas juga terpuruk setiap kali The Fed menaikkan suku bunga acuan.
Kenaikan The Fed akan membuat dolar AS melambung dan yield surat utang pemerintah AS melonjak. Kondisi ini tidak baik bagi emas karena penguatan dolar membuat emas semakin mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield surat utang pemerintah AS membuat emas tidak menarik.
HBS