Home / Otoritas / Bank Indonesia / Bahlil : Realisasi Investasi Semester I Naik 32 Persen, Realisasi PMA Naik 40 Persen

Bahlil : Realisasi Investasi Semester I Naik 32 Persen, Realisasi PMA Naik 40 Persen

MarketNews.id Realisasi investasi secara kumulatif periode Januari-Juni 2022 mencapai Rp584, 6 Triliun atau naik 32 persen dibanding realisasi tahun lalu. Angka ini menandakan pulihnya investasi sejak pendemi covid-19 yang melanda dua tahun lalu. Peningkatan realisasi investasi ini juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi lebih dari lima persen.

Berdasarkan sektor usaha, pada triwulan ini realisasi investasi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, terutama sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang berkontribusi 42,1% dari total investasi.


Sektor lainnya sebagai penyumbang terbesar terdiri dari sektor pertambangan; sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran serta sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi; dan industri makanan.


“Kontribusi sektor industri yang memberikan nilai tambah, khususnya industri pengolahan terkait hilirisasi tambang, industri makanan, industri kimia dan farmasi yang cukup signifikan terhadap angka realisasi investasi dalam beberapa triwulan terakhir merefleksikan transformasi ekonomi di Indonesia terus berlangsung. Kondisi ini sekaligus menunjukkan proses industrialisasi juga tumbuh,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM , Bahlil Lahadalia di Jakarta, Rabu 20 Juli 2022.


Kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan ini mencapai Rp163,2 triliun atau 54,0% dari total investasi, meningkat 39,7% dibanding periode yang sama di tahun 2021. Kontribusi PMA ini adalah tertinggi dibandingkan beberapa triwulan sebelumnya. Hal ini banyak ditunjang oleh realisasi aktivitas hilirisasi tambang dan industri petrokimia yang saat ini sudah banyak memasuki tahap konstruksi.

Adapun kontribusi investasi terbesar PMA berasal dari negara Singapura (USD3,1 miliar), Republik Rakyat Tiongkok (USD2,3 miliar), Hongkong RRT (USD1,4 miliar), Jepang (USD0,9 miliar) dan Amerika Serikat (USD0,8 miliar).


“Kami memahami bahwa situasi perekononomian global saat ini sedang tidak menentu akibat perang Rusia-Ukraina dan pengetatan suku bunga oleh bank sentral Amerika memang akan menjadi tantangan berat bagi iklim investasi di Indonesia pada waktu mendatang. Namun, dengan melihat kinerja ekonomi Indonesia saat ini serta pertumbuhan realisasi investasi, Kementerian Investasi/BKPM masih tetap optimis target realisasi investasi yang diarahkan Presiden sebesar Rp1.200 Triliun pada Tahun 2022 dapat dicapai dengan kerja bersama pemerintah pusat, pemerintahb daerah, dan para investor,” lanjut Bahlil.


Selain mengupayakan pencapaian target realisasi investasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Investasi/BKPM juga terus berupaya mendorong agar investasi yang masuk di Indonesia merupakan investasi yang berkualitas, yakni yang berkelanjutan dan bisa menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah, pungkas Bahlil.

Check Also

Kilang Pertamina Internasional Hasilkan Dekarbonisasi 430 Ribu Ton CO2 Eq

MarketNews.id-Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat merupakan program yang perlu mendapatkan dukungan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *