Home / Otoritas / Bank Indonesia / Citibank Indonesia Alihkan Nasabah konsumer kepada United Overseas Bank Limited Group

Citibank Indonesia Alihkan Nasabah konsumer kepada United Overseas Bank Limited Group

Marketnews.id Citi bank N. A secara bertahap mulai melepas bisnis ritel konsumer yang ada di Indonesia. Citi bank secara resmi telah memindahkan nasabah ritel nya kepada United Overseas Bank Limited (UOB) Group. Pemindahan nasabah ritel ini sesuai dengan rencana induk usaha Citibank yang akan fokus menggarap bisnis institutional banking dimana mereka berusaha.

CEO Citibank N.A. atau Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, bahwa Citi telah mencapai kesepakatan dengan United Overseas Bank Limited (UOB) Group dalam hal transfer bisnis consumer banking di Indonesia.

“Transaksi ini mencakup bisnis retail banking dan kartu kredit, namun tidak termasuk bisnis institutional banking di mana Citi akan tetap berkomitmen dan fokus untuk melayani para klien institusional baik secara lokal, regional, dan global,” ujarnya, Jumat, 1 April 2022.

Batara menjelaskan , bahwa proses divestasi ini tidak memengaruhi komitmen Citi kepada para nasabah, serta produk dan layanan yang telah disediakan perusahaan.


“Kegiatan operasional kami untuk para nasabah, termasuk semua kantor cabang, call center dan karyawan, akan terus berjalan secara normal seperti biasa,” pungkasnya.

Sebagai konteks, berita tentang penutupan bisnis konsumer Citigroup di 13 negara telah bergulir sejak tahun lalu. UOB Group mengumumkan akan mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

UOB Group mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara Asean senilai S$5 miliar atau setara dengan Rp53,21 triliun. Bisnis ini mencakup portofolio bisnis pinjaman tanpa agunan dan pinjaman beragunan, wealth management dan retail deposit atau tabungan segmen ritel. Citigroup juga akan keluar dari China, India, Australia, Polandia, dan Rusia.


Deputy Chairman dan Chief Executive Officer UOB, Wee Ee Cheong menyampaikan akuisisi ini merupakan kesempatan luar biasa yang datang pada saat yang tepat.

“Setelah akuisisi, maka basis nasabah kami akan meningkat hampir 2 kali lipat menjadi 5,3 juta nasabah. Kami akan menjadi salah satu bank ritel terbesar di kawasan dengan bisnis dan nasabah yang semakin luas,” ujar Cheong dalam konferensi pers virtual beberapa waktu lalu.

Penyelesaian akuisisi di masing-masing negara akan menunggu persetujuan dari regulator negara terkait dan di Singapura. Penyelesaian akuisisi diperkirakan akan berlangsung antara pertengahan 2022 dan awal 2024, tergantung perkembangan dan hasil dari persetujuan regulator.

Citigroup akan membantu UOB dan anak perusahaannya dalam migrasi nasabah dan karyawan dari bisnis konsumer untuk memastikan kelancaran transisi.

Seraya menunggu persetujuan regulator, UOB berharap dapat mengintegrasikan kualitas portofolio Citigroup dan menyambut tim mereka, serta menciptakan pertumbuhan nilai bagi nasabah, kolega, serta pemangku kepentingan.

Seperti diketahui, sepanjang tahun lalu, Citibank N.A. atau Citi Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp1,08 triliun sepanjang 2021. Capaian ini tercatat mengalami penurunan jika dibandingkan kinerja laba 2020 yang mencapai Rp2,6 triliun. 

Hal tersebut disebabkan menurunnya pendapatan dari transaksi perdagangan, pendapatan bunga bersih, dan peningkatan cadangan credit impairment di lini institutional banking. 

CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, mengungkapkan pihaknya tetap optimistis bahwa kondisi bisnis perusahaan akan terus membaik seiring dengan percepatan vaksinasi booster Covid-19, dampak varian Omicron, dan kemajuan positif untuk kembali ke kondisi normal. 


“Hal ini tercermin dari berbagai kemajuan dan inovasi yang kami lakukan di berbagai lini bisnis kami, baik di bisnis institutional maupun consumer banking,” ujar Batara, Jumat 1 April 2022. 

Hingga Desember 2021, Citi Indonesia mencatatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross sebesar 3,29 persen. Angka ini meningkat dari 1,66 persen dari tahun 2020, sehubungan dengan kualitas kredit dari satu klien korporasi. 

Batara yakin kualitas portofolio kredit Citi Indonesia tetap dalam kondisi baik karena penerapan asas kehati-hatian dalam manajemen risiko untuk mengatasi dampak dari pandemi. 

“Selain itu, perusahaan terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, di mana kami menjaga rasio net NPL tetap rendah yaitu sebesar 0,46 persen,” pungkasnya. 

Check Also

Kilang Pertamina Internasional Hasilkan Dekarbonisasi 430 Ribu Ton CO2 Eq

MarketNews.id-Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat merupakan program yang perlu mendapatkan dukungan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *