Marketnew.id Hampir semua emiten dalam tahun pertama setelah penawaran umum perdana menampilkan kinerja ciamik. Membaiknya kinerja emiten bisa lantaran adanya suntikan modal baru hingga perusahaan dapat lakukan ekspansi usaha dan hasilnya dapat dirasakan dalam satu tahun ke depan.
Bisa juga kinerja ciamik lantaran perubahan fundamental dari perusahaan privat menjadi perusahaan publik. Dimana setiap rupiah dana hasil IPO harus dapat dipertanggungjawabkan oleh emiten. PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NIG) optimistik setelah jadi perusahaan publik, kinerja usahanya akan meningkatkan hingga empat kali lipat sebelum jadi perusahaan publik.
Manajemen PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NIG) optimistis setelah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kinerja perseroan bakal melejit. NIG bahkan optimis ekuitas bisa meningkat sampai empat kali lipat.
“Kami optimistis setelah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) kinerja perseroan akan bertumbuh signifikan. Selain, tentu saja meningkatkan good corporate governance (GCG) perseroan,” kata Komisaris Utama PT Nanotech Indonesia Global Tbk, Nurul Taufiqu Rochman, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 26 Pebruari 2022.
NIG berencana melantai di BEI dengan mekanisme penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Perseroan akan melepas 1.285.000.000 saham atau setara dengan sekitar 29,99%.
Mengutip prospektus perseroan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/Capex).
Selain itu, akan digunakan untuk modal kerja (operational expenditure/Opex) dalam rangka mendukung kegiatan usaha perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku,” ujar Nurul.
Capex itu di antaranya untuk pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi berbasis rekayasa material (teknologi rekayasa) perseroan dalam rangka menunjang strategic business unit (SBU) properti dan konstruksi. “Peluang bisnis properti dengan konsep teknologi nano amat potensial,” kata Nurul.
Dia menambahkan, hunian yang dibangun mengusung konsep smart home, smart material, serta ramah teknologi. “Misal, menggunakan cat anti nyamuk serta diintegrasikan dengan teknologi digital,” paparnya.
Menurut Direktur Utama PT Nanotech Indonesia Global Tbk, Suryandaru, potensi bisnis yang digeluti perseroan amat potensial, termasuk di tengah pandemi Covid-19 saat ini. “Karena itu, kami optimistis pendapatan dan laba akan meningkat signifikan. Bahkan, ekuitas kami bisa naik empat kali lipat,” kata Suryandaru.
Nanotech Indonesia Global berdiri sejak tahun 2019 dan bergerak di bidang jasa layanan teknologi riset dan pengembangan, rekayasa material dan nanoteknologi.
Bisnis perseroan terus bertumbuh dan saat ini memiliki lima Strategic Business Unit (SBU) yang fokus untuk mencari solusi untuk pelanggan perseroan sesuai dengan kebutuhan pelanggan di bidangnya masing-masing.
Selain itu, NIG memiliki satu anak usaha, PT Nano Herbaltama Internasional (NHI) yang berdiri sejak tahun 2019. NHI memiliki sebuah pabrik yang mempunyai fasilitas Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.