Marketnews.id Satu per satu bank skala mikro diambil alih oleh kelompok usaha besar yang ingin masuk dalam bisnis perbankan digital. Kini giliran Bank Fama diakusisi oleh PT Elang Media Visitama (EMV) anak usaha dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK). Pengambilan Alihan kendali ini nyaris 100 persen dari saham yang di setor dan ditempatkan yakni 93 persen dengan nilai Rp 908 miliar.
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mengumumkan anak perusahaannya, PT Elang Media Visitama (EMV) secara resmi mengakuisisi 93 persen saham PT Bank Fama International, dengan nilai transaksi Rp908,95 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi EMTK yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat, 24 Desember 2021 jumlah saham yang dibeli EMTK dari Bank Fama sebanyak 9.089.503.800 seharga Rp100 per saham.
“PT Elang Media Visitama, anak perusahaan dari perseroan telah menandatangani akta jual beli saham dan efektif mengakuisisi 93 persen saham PT Bank Fama International pada 22 Desember 2021,” demikian disebutkan dalam surat EMTK kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI yang ditandatangani Corporate Secretary EMTK, Titi Maria Rusli, di Jakarta, kemarin.
Setelah transaksi diselesaikan, menurut Titi, saat ini Elang Media Visitama memiliki 93 persen kepemilikan saham dari total seluruh modal ditempatkan dan disetor dalam Bank Fama. “Pendanaan transaksi pengambilalihan akan menggunakan dana internal Elang Media Visitama,” ujar Titi.
Seperti diberitakan sebelumnya, saham yang dibeli EMV terdiri dari 4.428.701.427 saham yang dimiliki oleh Junus Jen Suherman, 1.704.285.876 saham yang dimiliki Edi Susanto, 1.704.285.876 saham yang dimiliki Dewi Janti, dan 1.252.230.621 saham yang dimiliki PT Surya Putra Mandiri Sejahtera.
Pengambilalihan Bank Fama ini sejalan dengan rencana bisnis jangka panjang dari EMV untuk mengembangkan usahanya di Indonesia, termasuk untuk mendukung gerakan pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan dan akses perbankan pada sektor UMKM.
Sebelumnya, Bank Fama telah menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), di pasar modal Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, Bank Fama tidak masuk dalam pipeline pencatatan saham BEI pada tahun ini.
Padahal, sebelumnya manajemen Bank Fama sudah menyampaikan prospektus e-IPO di laman bursa meskipun akhirnya statusnya dibatalkan. Bank Fama sebelumnya menawarkan sebanyak 1,31 miliar lembar saham dengan harga yang ditawarkan Rp 298 per saham sampai dengan Rp 328 per saham.