MarketNews.id-PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA), sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini catatkan kinerja ciamik dengan peningkatan laba bersih hingga 41,6 persen. Prestasi ini tentunya tidak lepas dari meningkatnya secara signifikan pendapatan hingga 48,75 persen jadi Rp6,56 triliun dari sebelumnya tahun lalu sebesar Rp4,41 Triliun.
PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) membukukan kinerja keuangan yang solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2025 melalui laman resmi IDX, Senin 27 Oktober 2025, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp1,17 triliun, naik 41,60 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp831,02 miliar.
Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh lonjakan penjualan neto. STAA mencatat penjualan neto sebesar Rp6,56 triliun hingga akhir kuartal III-2025, melonjak 48,75% dari Rp4,41 triliun pada periode Januari-September 2024.
Beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp4,36 triliun dari Rp2,98 triliun, namun margin laba bruto tetap terjaga dengan kenaikan signifikan dari Rp1,43 triliun menjadi Rp2,19 triliun.
Kenaikan kinerja juga tercermin dari laba usaha yang naik menjadi Rp1,73 triliun, dibandingkan Rp1,23 triliun pada periode sama tahun lalu.
Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan tercatat Rp1,71 triliun, tumbuh dari Rp1,2 triliun pada periode sama tahun lalu.
Dari sisi posisi keuangan, total aset STAA mencapai Rp9,44 triliun per 30 September 2025, meningkat 16,83% dibandingkan akhir 2024 sebesar Rp8,08 triliun.
Kenaikan tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan aset lancar yang melonjak menjadi Rp3,61 triliun dari Rp2,37 triliun, seiring peningkatan kas dan setara kas menjadi Rp1,59 triliun.
Adapun total liabilitas naik menjadi Rp2,9 triliun dari Rp2,18 triliun, sementara total ekuitas meningkat menjadi Rp6,54 triliun dari Rp5,89 triliun pada akhir 2024.
Dengan capaian tersebut, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik signifikan menjadi Rp108 per saham, dari sebelumnya Rp76 per saham pada periode yang sama tahun lalu.
M Rizki A
MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal