MarketNews.id-Kinerja keuangan emiten produsen ban kendaraan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) hingga kuartal III 2025 alami penurunan penjualan bersih sebesar 2,38 persen senilai Rp13,12 Triliun. Sementara beban pokok penjualan naik 1,04 persen berdampak pada tertekannya laba kotor hingga 15,01 persen.
Sementara total aset naik menjadi Rp22,31 triliun per September 2025, dengan liabilitas meningkat ke Rp12,20 triliun dan ekuitas mencapai Rp10,10 triliun.
Mengutip laporan keuangan di laman resmi IDX, Jumat 24 Oktober 2025, produsen ban terbesar di Indonesia ini membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp789,69 miliar, turun 20,11% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai Rp988,55 miliar.
Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan tekanan pada pendapatan dan peningkatan sejumlah pos beban operasional.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Januari – September 2025, penjualan bersih GJTL tercatat sebesar Rp13,12 triliun, atau turun 2,38% dari Rp13,44 triliun pada Januari-September 2024.
Melemahnya penjualan tidak diimbangi oleh efisiensi biaya produksi. Beban pokok penjualan justru naik tipis 1,04 persen menjadi Rp10,62 triliun dari Rp10,51 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini membuat laba kotor GJTL turun 15,01% menjadi Rp2,49 triliun, dari sebelumnya Rp2,93 triliun.
Selain itu, beban umum dan administrasi meningkat dari Rp528 miliar menjadi Rp577,70 miliar. Sementara itu, laba sebelum pajak perseroan tercatat sebesar Rp1,03 triliun, menurun dari Rp1,28 triliun pada tahun lalu.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan bersih sebesar Rp247,03 miliar, laba periode berjalan GJTL menyusut menjadi Rp789,69 miliar.
Tekanan pada laba bersih juga berdampak terhadap laba per saham dasar, yang turun menjadi Rp226,6 per saham per akhir September 2025, dari Rp283,7 per saham setahun sebelumnya.
Hingga 30 September 2025, total aset Gajah Tunggal tercatat sebesar Rp22,31 triliun, meningkat dibandingkan posisi akhir Desember 2024 yang sebesar Rp20,56 triliun. Kenaikan aset tersebut ditopang oleh pertumbuhan pada segmen aset tidak lancar, yang melesat menjadi Rp12,74 triliun dari Rp11,21 triliun.
Sejalan dengan peningkatan aset, total liabilitas GJTL juga melonjak menjadi Rp12,20 triliun dari Rp11,10 triliun pada akhir Desember 2024. Di sisi lain, ekuitas perseroan turut meningkat menjadi Rp10,10 triliun dari Rp9,45 triliun pada akhir tahun lalu.
M Rizki A
MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal