MarketNews.id-Kegalauan stakeholders AMMN terobati sudah, setelah Kementerian ESDM memberikan izin buat anak usaha AMMN melakukan ekspor konsentrat tembaga setelah smelter yang dimiliki terbakar beberapa waktu lalu.
Izin lakukan ekspor konsentrat tembaga hanya berlaku selama enam bulan, sambil menunggu proses perbaikan smelter yang terbakar dapat beroperasi kembali. Sementara berapa jumlah konsentrat yang diiizin diekspor belum tidak dijelaskan rinciannya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) Bahlil Lahadalia memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara ( AMNT ) hingga 6 bulan, sembari menunggu selesainya perbaikan smelter yang terbakar.
“(Relaksasinya) sekitar enam bulan, ya, sampai dengan pabriknya selesai itu,” ucap Bahlil ketika ditemui di Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa 28 Oktober 2025.
Bahlil tidak secara spesifik mengatur soal berapa volume konsentrat tembaga yang bisa diekspor oleh Amman, yang diatur oleh dirinya adalah durasi pemberian relaksasi.
Lebih lanjut, Bahlil pun menyampaikan bahwa Amman sudah mengajukan relaksasi izin ekspor, dan ia sudah mengeluarkan rekomendasinya.
“Sudah keluar, kalau tidak salah sudah keluar, ya,” ucap Bahlil.
PT Amman Mineral Nusa Tenggara ( AMNT ), anak usaha dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sebelumnya memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga sejumlah 587.330 wet metric ton (wmt) atau setara 534.000 dry metric ton (dmt) berlaku hingga 31 Desember 2024.
Izin ekspor tersebut diperoleh melalui Kementerian Perdagangan berdasarkan rekomendasi Surat Persetujuan Ekspor (SPE) yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Izin ekspor konsentrat tembaga telah berakhir sejak 31 Desember 2024, selaras dengan pemerintah yang menggalakkan hilirisasi komoditas mineral, termasuk tembaga.
Dengan berakhirnya izin ekspor konsentrat, perusahaan tambang diharapkan mengolah konsentrat tersebut di dalam negeri.
Akan tetapi, dikutip dari Keterbukaan Informasi, Direktur Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk Arief Widyawan Sidarto menyampaikan kegiatan operasional fasilitas smelter AMNT terpaksa dihentikan sementara sejak akhir Juli 2025 karena keadaan kahar, berupa kerusakan pada unit Flash Converting Furnace (FCF) dan Sulfuric Acid Plant.
“Kami terus mengoperasikan fasilitas smelter secara hati-hati dengan secara bertahap meningkatkan kapasitas pengolahan mendekati parameter desain,” kata Arief.
Sampai dengan Senin (27/10), Arief menyampaikan izin ekspor konsentrat belum diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan.
Ia berharap pihak-pihak terkait segera menyelesaikan proses tersebut guna mendukung kelancaran operasional dan kontribusi fiskal perusahaan kepada negara.
M Rizki A
MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal