MarketNews.id-Pelaku pasar modal mulai khawatir dengan keamanan aset ditempatkan pada instrumen investasi karena belakangan marak terjadi peretasan akun investasi dan RDN ( Rekening Dana Nasabah).
Investor yang menjadi korban praktik ‘jin saham’ belum merasakan penyelesaian nyata dari regulator pasar modal maupun penyedia wahana perdagangan saham atau aplikasinya.
Salah satu pelaku pasar yang menyuarakan hal itu, Leon Hartono. Dia menungkapkan banyak investor ritel yang mengadukan peretasan akun investasinya setelah kanal yang diasuhkanya ‘The Overpost’ mengunggah pengalaman pahit yang mendera salah satu investor, Anna Lia Setiawan pada pekan lalu.
“Banyak DM dari teman teman investor yang mengalami mirip mirip dengan Lia. Kita ingin ini menjadi perhatian.
Ini menurut gua masalah besar yang haru dipecahkan,” pinta dia pada kanal ‘The Overpost’ dikutip, Jumat 26 September 2025.
Menurut dia, pemecahan masalah peretasan akun investasi menjadi penting karena sebagai bentuk kepastian keamanan berinvestasi pada saham-saham tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Harapannya dari regulator maupun perusahaan (Red-Anggota Bursa Penyedia Aplikasi) bisa meningkatkan security-nya. Gimanalah agar tidak terjadi lagi,” harap dia.
Leon punya alasan pandangannya itu karena kerugiaan yang diderita berapa investor cukup besar. Terlebih merupakan dana persiapan menghadapi masa pesiun seperti yang dialami orang tua dari Natasha Mei.
Natasha menceritakan ibunya menempatkan dana persiapan pensiun sebesar Rp1,9 miliar pada aplikasi perdagangan saham ternama yang dimodali oleh investor asing. Sebagai investor yang memilih strategi investasi jangka panjang, maka ibunya menempatkan pada saham ‘big bank’ sebesar Rp250 juta dan sisanya siaga di RDN.
Namun menurut dia pada tanggal 18-19 November 2024 ‘jin saham’ merasuki akun investasi orang tuanya hingga hanya menyisakan Rp19 juta saja.
“Kerugian orang tua kami sebesar Rp1,6 miliar dalam 2 hari,” cerita Natasha sebagai tamu bicara Leon Hartono.
Seperti yang terjadi pada akun investasia Lia, saham saham ‘big bank’ pilihan ibunya Natasha dijual dan dibelikan saham saham kapitalisasi pasar mini dan waran secara berulang kali oleh pelaku peretas.
Natasha menungkapkan kisah ini karena setelah melalui upaya untuk mengembalikan hak orang tuanya selama 10 bulan belakangan ini belum menemui titik terang.
Sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya, dia selalu mendampingi Ibunya mulai menjelaskan duduk perkaranya di depan pramuniaga kantor perwakilan AB tersebut di Surabaya sampai bertatap muka dengan direksi AB tersebut tapi belum ada penyelesaian.
“Gua merasa seperti dijalan buntu. Saat mau podcast ini pun gua wa direksinya tapi ngak di tanggapi lagi. Kami masih menunggu itikad baik dari pihak sekuritas,” keluh dia.
Selain Natasha dan Lia, Leon Hartono juga menerima pesan singkat dari salah satu investor yang menderita pengalaman senasib pada tanggal 10 September 2025.
Abdul Segara