MarketNews.id- PT Kimia Farma Tbk (KAEF), mengalami penyusutan penjualan sedalam 17,3 persen secara tahunan menjadi Rp4,3 triliun pada akhir Juni 2025.
Pemicunya, penjualan obat ethical, obat generik, obat OTC dan penjualan alkes serta jasa klinik produk pihak ketiga turun sedalam 22,2 persen secara tahunan menjadi Rp2,82 triliun.
Tapi penjualan obat generik, ethical, OTC, kosmestik, bahan baku dan alkes produksi sendiri tumbuh 1,8 persen secara tahunan menjadi Rp1,54 triliun.
Walau beban pokok penjualan turun 22,2 persen secara tahunan menjadi Rp2,8 triliun.Tapi laba kotor tetap menciut 1,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,56 triliun.
Menariknya, emiten farmasi grup Danantara itu dapat menekan beban usaha sedalam 14,3 persen secara tahunan menjadi Rp1,49 triliun. Sehingga KAEF meraup laba usaha Rp72,01 miliar pada akhir Juni 2025. Kondisi ini membaik dibanding Semester I 2024 yang mengalami rugi usaha Rp61,4 miliar.
Sayangnya, beban keuangan mencapai Rp250,07 miliar. Dampaknya KAEF menderita rugi sebelum pajak sedalam Rp120,01 miliar.
Direktur Utama KAEF, Djagad Prakasa Dwialam melaporkan rugi bersih Rp95,01 miliar pada semester I 2025. Nilai kerugian itu terbilang menyusut 57,9 persen dibanding semester 1 2024 yang menyentuh Rp226,78 miliar.
Akibatnya, akumulasi rugi atau defisit kian dalam 1,8 persen dibanding akhir tahun 2024 menyentuh Rp5,23 triliun pada akhir Juni 2025.
Kerugian itu juga ikut mengikis total ekuitas 3,8 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp3,29 triliun pada akhir Juni 2025.
Sementara itu, jumlah kewajiban meningkat 1,3 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp11,68 triliun pada akhir Juni 2025.
Perlu dicermati, arus kas digunakan untuk aktivitas operasi sepanjang semester I 2025 mencapai Rp74,8 miliar. Pasalnya, kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi hanya Rp1,44 triliun. Tapi pada periode sama, KAEF membayar kepada karyawan Rp835,36 miliar, pembayaran beban usaha Rp596,87 miliar, dan pembayaran pajak penghasilan Rp126,9 miliar.
Abdul Segara